TEMPO.CO, Jakarta - Langkah PSSI yang akan melanjutkan kompetisi Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 mendapat kecaman dari pengamat sepak bola Anton Sanjoyo. Dia menilai PSSI terlalu memaksakan kompetisi kembali bergulir dan mengabaikan penularan COVID-19 yang semakin meluas.
"Ada environment yang PSSI dan PT. LIB tak bisa handle, pertama kurva penularan yang kita belum tahu kapan akan melandai," ujar Anton dalam diskusi daring Selasa kemarin, 28 Juli 2020.
"Persoalannya bukan hanya koordinasi, bikin kompetisi dilanjutkan itu mudah. Tapi bagaimana dengan suasana yang luar biasa ini keselamatan pemain dijaga. Sehingga tak ada kluster di sepak bola," kata dia menambahkan.
Anton membandingkan liga-liga di benua biru yang bisa kembali menjalankan kompetisi seperti Inggris, Jerman, dan negara Eropa lainnya. Menurutnya, federasi di sana telah memperhitungkan secara matang konsekuensi-konsekuensi yang akan dihadapi.
Di satu sisi, kurva penularan yang sudah bisa dikendalikan menjadi faktor penting bagi federasi memulai lagi kompetisi.
"Inggris, Jerman bisa lakukan karena kurva sudah turun. Jerman saja yang kita tahu yang sangat disiplin begitu luar biasa menjaga pemain. Kedua, tes seminggu bisa 3-4 kali dan itu dilakukan dengan ketat," kata dia.
PSSI sejauh ini memang dikabarkan belum membuat protokol kesehatan secara tertulis untuk melanjutkan kompetisi Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Sejumlah klub juga masih meminta kejelasan soal biaya tes usap meski PSSI telah mewacanakan menanggung biaya tes cepat.
Anton mendesak kepada PSSI dan PT. LIB untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat jika memang ingin melanjutkan kompetisi sepak bola. Sebab, kata dia, sepak bola bisa kembali digelar kapanpun, sementara nyawa tidak bisa dikembalikan.
"Bahwa sepak bola apapun di dunia tidak lebih penting dari nyawa. Sepak bola memang penting, sepak bola harus jalan tapi bagaimana protokolnya, jangan korbankan nyawa," kata dia.
Sebelumnya Manajer Persebaya Surabaya Chandra Wahyudi menyatakan menolak lanjutan Liga 1 2020. Alasannya PSSI hingga saat ini masih belum membuat panduan protokol kesehatan yang jelas.
Dia bahkan menyatakan bahwa dalam pertemuan yang sempat digelar oleh PSSI, PT LIB dan klub, terjadi penolakan masal. Dari 18 klub yang akan berlaga, terdapat 12 klub yang menolak dan hanya lima klub yang mendukung gagasan untuk melanjutkan Liga 1 2020.