TEMPO.CO, Jakarta - Manajer PSIM Yogyakarta, David Hutauruk, meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) agar lebih memperhatikan nasib klub Liga 2. Dia menilai PSSI saat ini seperti menganaktirikan mereka.
"Liga 2 seperti dianaktirikan. Kami melihat dalam kondisi sulit dan susah, semua dalam kondisi susah. Kami hanya butuh saling mengerti dan kami harap perhatian lebih untuk Liga 2," ujarnya dalam diskusi daring Selasa kemarin, 28 Juli 2020.
David menyatakan perhatian yang dimaksud adalah perihal kepastian regulasi, jadwal pertandingan, protokol kesehatan, hingga subsidi untuk lanjutan kompetisi musim ini. Apabila semuanya sudah jelas, maka akan berdampak pada persiapan tim.
PSSI sebelumnya telah memastikan Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 2020 akan kembali bergulir. Rencananya ketiga kompetisi sepak bola di tanah air itu akan kembali digulirkan pada pertengahan Oktober mendatang.
Untuk Liga 2, PSSI dan PT LIB rencananya akan mengubah skema kompetisi menjadi sistem turnamen, bukan satu musim kompetisi penuh. Nantinya, 24 tim peserta dibagi ke dalam empat grup, di mana satu grup terdiri dari enam klub.
Teknisnya, LIB berencana memisah lokasi pertandingan empat grup itu ke provinsi yang berbeda-beda.
Menurut David, hingga kini belum ada bahasan lanjutan mengenai nasib kompetisi kasta kedua di sepak bola Indonesia tersebut. Dia menilai PSSI dan PT. LIB cenderung fokus ke Liga 1, sementara Liga 2 seolah tak mendapat perhatian.
Padahal, dia menyatakan bahwa klub di Liga 2 harus mengalami perjuangan yang lebih berat. Pasalnya, menurut dia, klub Liga 2 tak memiliki daya tarik yang cukup besar untuk menggaet sponsor. Selain itu, pembagian dari siaran televisi juga tak sebesar rekan mereka di Liga 1.
"Untuk Liga 2 sponsorship tidak terlalu banyak, penyiaran juga tak seperti Liga 1. Jadi kita berharap ada perhatian lebih kepada kami klub Liga 2 yang sangat struggle (berjuang)," kata dia.