Pertemuan Sabtu dini hari mendatang merupakan yang pertama kalinya bagi kedua tim. Begitu pula bagi Julen Lopetegui dengan Antonio Conte. Kedua pelatih belum pernah sekali pun beradu taktik meskipun sudah cukup lama berkiprah di kompetisi Eropa.
Soal kemampuan meramu taktik, kedua pelatih memilih pendekatan yang berbeda dan bisa dianggap sebagai oposisi dari permainan masing-masing.
Lopetegui lebih senang timnya bermain agresif dengan terus menekan pemain lawan yang menguasai bola di seluruh area lapangan. Pola 4-3-3 yang dia mainkan bisa berubah menjadi 4-5-1 ketika mereka kehilangan bola.
Hal itu bertujuan agar mereka bisa menahan serangan lawan sejak lini tengah dan membuat lini belakang mereka tak banyak terancam.
Taktik Lopetegui itu tepat seperti yang diinginkan Conte. Dia senang timnya membangun serangan dari lini belakang. Conte menginginkan agar pemain lawan keluar dari lapangan permainannya sendiri sehingga membuka ruang bagi Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez di lini depan.
Bola panjang dari belakang langsung ke lini depan pun menjadi andalan serangan Inter Milan. Conte tampak sangat mengeksploitasi keunggulan fisik yang dimiliki Lukaku di lini depan.
Penyerang asal Belgia itu sangat kuat dalam duel satu lawan satu dengan pemain belakang.
Lopetegui sendiri menilai Inter Milan sedikit lebih diunggulkan. Pasalnya, menurut dia, Inter Milan memiliki skuad yang lebih bertabur bintang. Karena itu, dia menegaskan bahwa para pemain Sevilla harus bermain di atas batas normal mereka untuk memenangkan laga itu.
Motivasi untuk mempertahankan rekor sempurna di Final Liga Europa mungkin akan bisa membuat para pemain Sevilla bermain di atas batas normal mereka. Sevilla sejauh ini mencatatkan rekor lima kemenangan dalam lima kesempatan mereka bermain di partai puncak kompetisi tersebut.
Final Liga Europa antara Sevilla vs Inter Milan akan tersaji pada Sabtu dini hari 22 Agustus 2020 pukul 02.00 WIB. Laga ini akan disiarkan secara langsung oleh SCTV.
UEFA