TEMPO.CO, Jakarta - Julukan Der Kaiser untuk seorang bek tengah yang menonjol dan sangat berkuasa lama tak terdengar. Sebutan kaisar itu dulu milik Franz Beckenbauer di Bayern Munich 1964-1977 dan tim Jerman Barat 1965-1977. Kini julukan itu muncul lagi dari alasan pelatih Ronald Koeman mempertahankan Gerard Pique di Barcelona.
Baca Juga: Kabar Barcelona: Pique Batal Dijual, Busquets Tak Dijamin Masuk Skuad Inti
Media Sport, yang berafiliasi kepada El Periodico de Catalunya, pada edisi Selasa, 25 Agustus 2020, memberitakan Koeman sudah memberi tahu Gerard Pique bahwa dia penting dan kepemimpinannya juga akan menjadi penting di pertahanan. Koeman ingin dia tetap menjadi “Kaiser” dari tim dengan lebih intens.
Pada era 1970-an dengan puncaknya pada Piala Dunia 1974 yang membawa Jerman Barat mengalahkan Belanda di final, pecinta sepak bola pasti mengingat sosok yang anggun dan berkarisma di lini belakang yang pada sosok seorang bek tengah, Franz Beckenbauer.
Dengan kualitas individu dan kepiawaian membaca jalannya permainan, Beckenbauer bisa menjelajah ke mana-mana sampai meninggalkan posnya di belakang.
Sosok bek tengah seperti ini lebih dari sekadar sweeper atau center back, karena itu di Italia tersohor dengan sebutan libero, yang makna harafiahnya adalah bebas.
Beckenbauer bisa bebas menjelajah karena selain karena kemampuannya juga diberi kelelusaan untuk itu oleh pelatihnya. Biasanya di belakang, ia akan dilapis seorang bek tengah lagi yang berfungsi sebagai stopper dan satu gelandang bertahan.
Pada era dulu dan warisan catenaccio, sepak bola gerendel Italia, Der Kaiser atau Libero ini berdiri bebas di belakang dua stopper dalam formasi pemain 5-3-2. Satu libero, dua stopper, yang melakukan man-to-man marking, dan dua bek sayap.
Prinsipnya ada satu pemain yang berdiri bebas di belakang rekan-rekannya di lini belakang agar bisa leluasa membaca jalannya pertandingan dan melakukan intersep atau overlap jika terjadi pergerakan tertentu dalam permainan.
Pada masa sekarang, baik dalam formasi tiga bek di belakang dalam 3-5-2 atau kuartet bek dengan berbagai varian, 4-3-3, 4-4-2, 4-3-1-2, posisi tiga bek sentral atau dua bek tengah lebih sejajar dibandingkan para era Beckenbauer dan catenaccio.
Tapi, kemampuan kepemimpinan dan visi permainan yang melekat pada sebutan Der Kaiser dan Libero itu terus ada karena kualitas, kematangan pengalaman, dan figur senioritas di komunitas klubnya.
Kita tahu Gerard Pique tahu bersama Lionel Messi sangat berpengaruh di Barcelona. Itu bisa dilihat pada bagaimana reaksi keduanya setelah Barca dikalahkan Bayern Munich 8-2 di Liga Champions musim ini. Messi menampilkannya dengan diam yang mengundang begitu banyak spekulasi kepindahannya. Pique menunjukkan lewat pernyataan yang menyiratkan kritiknya terhadap kinerja Josep Maria Bartomeu yang sekarang menjabat sebagai presiden FC Barcelona.
Di samping kemampuannya yang belum begitu merosot drastis, Gerard Pique yang membawa Spanyol memenangi Euro 2012 dan Piala Dunia 2010 serta membawa Barca tiga kali memenangi Liga Champions, masih dibutuhkan untuk memimpin lini belakang.
Seorang jenderal tak harus kukuh secara fisik, tapi visi dan kepemimpinannya yang sangat dibutuhkan. Itulah Gerard Pique dan Lionel Messi di Barcelona, mereka lebih dari sekadar pemain tapi ikon. Ronald Koeman sadar akan hal itu.
Selain itu, model bek tengah yang mengingatkan pada Der Kaiser atau Libero ini memang biasanya bukan sosok yang garang karena kualitas fisiknya. Franz Beckenbauer, Ruud Krol, Ronald Koeman sendiri ketika masih bermain, bahkan Virgil van Dijk sekarang yang menjadi primadonanya adalah para bek tengah yang elegan dan andal membagi bola.
Dulu untuk mengimbangi Van Dijk jika menghadapi lawan ada Dejan Lovren –sebelum dilepas Liverpool- yang berfungsi sebagai “tukang sapu” alias stopper.
Faktor kaisar itu yang mungkin bisa menjelaskan mengapa Ronald Koeman lebih memprioritaskan Gerard Pique di Barcelona dibandingkan gelandang bertahan Sergio Busquets. Padahal, pekan ini juga, pelatih Luis Enrique tidak lagi memanggil Pique untuk skuad Spanyol menghadapi Liga Nasional Eropa awal September 2020. Kebalikannya, Busquets masih ada di skuad 24 pemain pilihan Enrique.