TEMPO.CO, Jakarta - “Enough is enough,” kata itu mungkin bersarang di benak Georginio Wijnaldum ketika mendapati kabar bahwa Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, akhirnya mendatangkan Thiago Alcantara dari Bayern Munich. Wijnaldum bisa minta pindah ke Barcelona untuk bereuni dengan Ronald Koeman.
Wijnaldum bermain pada partai perdana Liverpool di Liga Primer Inggris musim ini ketika mengalahkan tamunya, Leeds United, 4-3. Tapi, dengan adanya Thiago Alcantara, pemain tim nasional Spanyol dan eks Barcelona, pemain tim nasional Belanda berusia 29 tahun itu mungkin bakal mengulangi kisahnya musim lalu.
Wijnaldum seperti pahlawan yang terabaikan dalam sejarah besar Liverpool musim lalu ketika The Reds ini akhirnya bisa merebut gelar juara divisi tertinggi Liga Inggris, Liga Primer, setelah 30 tahun. Namanya dan frekuensi kehadirannya sebagai pemain stater mulai surut musim lalu di bawah asuhan Jurgen Klopp setelah pemain Oranye ini berada di Anfield selama empat tahun.
Nama Sadio Mane, kapten Jordan Henderson, James Milner, Roberto Firmino, dan tentu saja Mohamed Salah lebih dielu-elukan sebagai pahlawan Liverpool musim lalu.
Wijnaldum bermain penuh 90 menit ketika Liverpool mengalahkan Leeds United 4-3 di Anfield 12 September. Dalam formasi 4-3-3, Klopp memainkan pemain Belanda itu sebagai gelandang kiri di belakang Sadio Mane yang berpasangan dengan Firmio sebagai penyerang tengah dan Salah di kiri.
Adapun sebagai gelandang tengah adalah sang kapten Henderson dan gelandang kanan Naby Keita. Jika Alcantara bergabung, posisi aslinya adalah gelandang tengah seperti Henderson. Tapi, dengan peran Henderson selama ini di bawah asuhan Jurgen Klopp, kemungkinan besar tak mungkin oemain Inggris ini akan sering dibangkucadangkan di skuad The Reds.
Sesungguhnya Gini Wijnaldum lebih dari seorang gelandang kiri. Ia pemain dengan daya pergerakan dan jelajah yang tinggi seperti Sadio Mane. Seorang pemain gelandang yang bisa melakukan berbagai fungsi alias gelandang box-to-box.
Mengingat Ronald Koeman masih agak khawatir dengan performa gelandang box-to-box Barcelona yang selama ini ada, yaitu Sergio Busquets, karena terkesan kian menua setelah apa yang dialami Barcelona musim lalu dan masih labilnya Frenkie de Jong untuk kembali bermain sebagai gelandang jangkar dalam formasi Koeman 4-2-3-1, Georginio Wiinaldum bisa menjadi jaminan Koeman untuk menjadi gelandang perusak serangan lawan sekaligus pembuka serangan di Blaugrana.
Peran sebagai tukang angkut air dan jangkar buat mengamankan lini tengah yang mengingatkan pada sosok gelandang “sapi gila” Edgar Davids di tim Belanda pada masa lalu bisa dijalankan Wijnaldum yang sudah terbiasa menyerap arahan Ronald Koeman di tim nasional Oranye.
Frenkie de Jong jika melihat dari uji coba Barcelona melawan Girona masih terlalu santun sebagai gelandang jangkar. Philippe Coutinho bermain lebih stylish seperti Mesut Ozil pada masa jayanya.
Ada sejumlah pemain muda seperti Pedri dan Francisco Trincao tapi masih harus diuji konsistensinya karena masih muda dan lebih cenderung gelandang serang. Sedangkan darah baru, Miralem Pjanic, pun lebih cenderung seperi Andrea Pirlo, yaitu gelandang playmaker di depan kuartet atau trio bek.
Persoalannya apakah direksi FC Barcelona pada akhirnya meluluskan permintaan Ronald Koeman untuk melakukan pembelian pemain pertamanya sebagai manajer tim Blaugrana di tengah krisis pandemi virus corona ini? Dengan Luis Suarez kemungkinan jadi ke Juventus, maka uang penjualannya bisa dipakai untuk mendatangkan pelapis Sergio Busquets sebagai gelandang jangkar ini dari Liverpool.
Baca Juga: Luis Suarez Lolos Tes Paspor Italia, Jadi ke Juventus?