TEMPO.CO, Jakarta - Posisi Josep Maria Bartomeu sebagai presiden FC Barcelona pada periode keduanya yang goyah –proses pemakzulan Bartomeu berlangsung pekan depan- kemungkinan menyebabkan pelatih Ronald Kieman tak bisa melakukan revolusi tim seperti yang diinginkannya dan seperti yang dilakukan Johan Cruyff dan Pep Guardiola di sana.
Tim Catalan ini tak bisa lagi bersaing di kompetisi tertinggi di Eropa dan gagal mempertahankan gelar juara di La Liga Spanyol musim 2019-2020. Jadi sebenarnya mereka perlu melakukan perombakan timnya.
Baca Juga: Respons Ronaldo Saat Pjanic Konsultasi Mau Gabung Barcelona
Tapi, dari para pemain dengan gaji tinggi dan sudah mapan, yaitu Jordi Alba, Sergio Busquets, Luis Suarez, Ivan Rakitic, Samuel Umtiti, dan Arturo Vidal yang pada awalnya menjadi target dari Ronald Koeman untuk dilepas, hanya Suarez, Rakitif, dan Vidal yang berhasil dijual ke klub lain, plus bek kanan Nelson Semedo.
Sebaliknya, dari sejumlah pemain yang diinginkan Ronald Koeman untuk dimasukkan ke tubuh Blaugrana sebagai alirah darah baru, terutama dari alumnua Koeman di Ajax Amsterdam, kemungkian besar hanya bek kanan Sergino Dest yang bisa didatangkan ke Camp Nou.
Bandingkan dengan saat Johan Cruyff mengambil alih jabatan manajer tim di Camp Nou pada 1988. Cruyff melepas 13 pemain mapan untuk dikeluarkan dari tim berjuluk Blaugrana ini.
Sedangkan Pep Guardiola pada 2008 melepas Ronaldinho, Deco, dan Samuel Eto'o. Itu nama-nama “kelas berat” semua di Barcelona, Ronaldinho dijual ke AC Milan setelah menjadi primadona di Camp Nou dari 2003 sampai 2008. Deco dijual ke Chelsea dan Eto’o ke Inter Milan. .
Johan Cruyff dan Pep Guardiola kemudian mendatangkan segerombolan pemain baru sehingga meraih sukses pada eranya masing-masing. Ronald Koeman? Ini tantangan serius buat anak emas Cruyff di Barcelona, yang dulu membawa Blaugrana memenangi Liga Champions dengan tendangan bebasnya.