Thuram junior awalnya bergabung dengan sekolah sepak bola AC Boulone-Billanciurt Youth di negara asalnya, Prancis. Dia menunjukkan bakat luar biasa sebagai seorang bocah sehingga menarik perhatian FC Sochaux.
Di klub yang kini berkompetisi di divisi kedua Liga Prancis itu, Thuram langsung masuk ke tim U-19 meskipun masih berusia 15 tahun. Dia pun hanya butuh waktu tiga tahun untuk menembus tim utama klub tersebut.
Tak seperti ayahnya yang berposisi sebagai bek sayap, Marcus Thuram lebih memilih bermain sebagai seorang penyerang sayap kiri, dia bahkan disebut bisa bermain di semua posisi di lini depan.
Dengan tubuh setinggi 192 cm, Thuram dianggap sebagai pemain yang unik karena memiliki kecepatan plus kemampuan menggiring bola yang mumpuni.
Tubuhnya yang tinggi besar membuat Marcus Thuram dengan mudah memenangkan duel saat menyambut umpan panjang dari lini belakang. Tak jarang lini belakang lawan harus melakukan penjagaang ganda terhadapnya.
Dia juga sangat senang memanfaatkan kecepatan dan kemampuan olah bolanya untuk menusuk ke kotak penalti lawan. Marcus Thuram sempat dianggap sebagai salah satu pemain sayap muda terbaik di Prancis sehingga berhasil menembus skuad Ayam Jago di Piala Dunia U-20 pada 2017 di Korea Selatan.
Di ajang itu Marcus Thuram sempat mencuri perhatian setelah mencetak satu gol dan satu assist ke gawang Vietnam pada babak penyisihan grup. Sayangnya langkah Prancis dihentikan Italia dengan skor tipis 1-2 pada babak 16 besar.