Karir Thuram di level klub disebut sempat terhambat setelah itu. Kebiasaannya mengonsumsi makanan siap saji membuat Thuram sempat dianggap terlalu gemuk dan tersingkir dari tim utama FC Sochaux.
Akan tetapi hal itu tak membuat Guingamp ragu untuk membeli si pemain pada Juli 2017. Dia sempat dua musim membela Guingamp di divisi utama Liga Prancis, Ligue 1, sebelum akhirnya diboyong Borussia Moenchengladbach pada bursa transfer musim panas 2019.
Di bawah asuhan Marco Rose, Marcus Thuram dinilai menunjukkan perkembangan permainan yang lebih baik. Musim lalu, dia mencetak total 14 gol dan 9 assist.
Itu merupakan torehan terbaik Thuram dalam karirnya sebagai pesepakbola. Saat ini, dengan 17 gol dan 13 assist, Thuram telah melampaui perolehannya saat berseragam Guingamp dan FC Sochaux.
Secara statistik, torehan Thuram juga fantastis. Musim lalu dia disebut memenangkan 60 persen duel udara yang dia lakukan. Angka itu merupakan yang tertinggi di antara para pemain depan di Bundesliga. Dia bahkan mengungguli perolehan penyerang Bayern Munchen, Robert Lewandowski dan penyerang muda Borussia Dortmund, Erling Halaand.
Saat Borussia Dortmund menghadapi Bayern Munchen musim lalu, Marcus Thuram berkali-kali mempecundangi Jerome Boateng. Dia tercatat memenangkan empat duel udara melawan bek Timnas Jerman tersebut, yang tertinggi diantara pemain lainnya di laga tersebut.
Akan tetapi Marcus Thuram dinilai masih memiliki banyak kekurangan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah karena dia dinilai kerap malas membantu lini pertahanan saat timnya diserang.
Selain itu, meskipun mampu memenangkan duel udara, Marcus Thuram dinilai bukan penyerang yang memiliki sundulan tajam. Buktinya, dia sangat minim mencetak gol dengan menggunakan kepala.