TEMPO.CO, Jakarta - Laga Liga Champions antara PSG vs Leipzig pada Rabu dini hari tadi berakhir dengan skor 1-0. Meskipun menang, PSG mendapat kritikan karena bermain buruk dan terus berada dalam tekanan tim tamu.
Pelatih PSG, Thomas Tuchel, mengakui bahwa dirinya terpaksa memainkan strategi bertahan pada laga tersebut. Pasalnya, menurut dia, anak asuhnya kelelahan karena harus menghadapi jadwal yang padat bagik di level klub maupun bersama negaranya masing-masing.
"Hal tersulit adalah menemukan 11 pemain yang bisa membuat dampak secara fisik. Kami ingin bermain menyerang, kami telah melakukan itu sebelumnya, tetapi terkadang hal itu tak mungkin dilakukan," kata Tuchel seperti dilansir laman resmi UEFA.
Tuchel menyatakan bahwa para pemainnya harus menjalani jadwal yang sangat padat. Hal itu membuat banyak pemain PSG mengalami cedera.
Karena itu, dia menyatakan terpaksa menerapkan permainan bertahan dan dia menyatakan tak akan meminta maaf atas hal itu.
"Kami telah bermain 11 laga di kompetisi domestik dan empat laga di Liga Champions. Kami memiliki sekitar 100 cedera sepanjang waktu itu. Saya melihat rata-rata tujuh pemain mengalami cedera per pertandingan," kata dia.
"Malam ini, kami tak mampu keluar dari tekanan dan kami harus menerima itu. Saya menerima itu. Pertandingan ini menuntut kami bertahan lebih dalam dan kami melakukan apa yang harus kami lakukan."
"Kami mendapatkan keberuntungan pada laga pertama di Leipzig dan kini kami kembali mendapatkan keberuntungan. Kami bermain dengan soliditas dan bertahan dengan seluruh hati kami. Selalu kompak. Itulah kenapa kami menang. Saya tak akan meminta maaf atas itu," ujar Tuchel.
Sama seperti Tuchel, bek PSG Marquinhos pun menyatakan senang dengan kemenangan itu meskipun mereka bermain buruk. Dia juga menyatakan bahwa PSG terpaksa melakukan itu karena banyak pemain yang tak dalam kondisi fisik terbaiknya.
"Banyak hal terjadi, pemain yang harus turun dengan menahan rasa sakit. Kami mungkin tak memiliki kekuatan untuk bermain baik tetapi hal terpenting adalah kemenangan," kata pemain asal Brasil itu.
PSG memang dinaungi keberuntungan karena berhasil menang tipis 1-0 berkat gol penalti Neymar pada menit ke-9. Pasca gol itu, mereka praktis lebih banyak bermain bertahan.
Secara statistik, RB Leipzig menguasai 62 persen bola berbanding 38 persen milik PSG. Skuad asuhan Julian Nagelsmann juga lebih banyak membuat percobaan tembakan ke gawang. RB Leipzig tercatat melepaskan 15 tembakan dengan tiga diantaranya mengarah ke gawang PSG.
Hasil 1-0 itu membuat PSG untuk sementara naik ke posisi kedua klasemen Grup H dengan perolehan enam angka. Meskipun memiliki angka yang sama dengan RB Leipzig, PSG berada di atas karena unggul akumulasi gol.
Kedua tim pun masih sama-sama berpeluang untuk lolos ke babak 16 besar Liga Champions bersama dengan Manchester United yang pada laga lainnya berhasil menekuk Istanbul Basaksehir 4-1 dan berada di puncak klasemen dengan perolehan sembilan angka.
UEFA