Semuanya berubah pada laga kontra Dynamo Kiev pekan lalu. Koeman melakukan eksperimen dengan memainkan Martin Braithwaite sebagai ujung tombak dengan sokongan Pedri, Coutinho dan Trincao di belakangnya.
Ujian pertama itu sukses dijalani Martin Braithwaite. Dari empat gol Barcelona ke gawang Dynamo Kiev, pesepakbola asal Denmark itu berperan besar dalam tiga gol di antaranya.
Pada gol pembuka, dia menciptakan assist untuk Sergino Dest sementara pada gol kedua dan ketiga dia mencatatkan sendiri namanya di papan skor.
Mendapatkan hasil positif, Koeman melanjutkan eksperimen itu pada laga akhir pekan lalu. Menjamu Osasuna di Stadion Camp Nou, Martin Braithwaite kembali mendapat kepercayaan bermain sebagai ujung tombak. Akan tetapi kali ini dia disokong oleh Antoine Griezmann, Lionel Messi dan Philippe Coutinho.
Hasilnya juga menggembirakan. Keempat pemain di lini serang Barcelona itu sama-sama mencetak satu gol dan Barcelona kembali menang 4-0.
Kehadiran Braithwate membuat Lionel Messi dan Antoine Griezmann bermain di posisi kesukaannya. Sejak awal musim ini, keputusan Koeman menempatkan Lionel Messi sebagai ujung tombak memang menjadi pertanyaan banyak kalangan.
Pelatih Timnas Argentina, Lionel Scaloni, misalnya. Dia menilai Messi tak cocok bermain sebagai target man apalagi dibiarkan sendirian di lini depan.
Begitu juga dengan orang-orang di belakang Antoine Griezmann. Mereka menyebutkan bahwa Koeman melakukan kesalahan dengan menempatkan Griezmann di posisi sayap kanan. Pasalnya, Griezmaann lebih sering bermain di sisi
kiri atau pun sebagai penyerang lubang.
Kehadiran Braithwaite pun dianggap sukses memainkan peran sebagai pengganti Luis Suarez. Dengan tubuhnya yang jelas lebih besar dari Messi, dia membuat Barcelona lebih berbahaya saat memainkan umpan-umpan silang.
Tak seperti Griezmaann, Messi dan Coutinho yang sering meninggalkan kotak penalti, Braithwaite membuat lini belakang lawan harus benar-benar berkonsentrasi di dalam area 40 meter persegi. Hal itu membuat lawan meninggalkan celah yang bisa dimanfaatkan Messi, Coutinho maupun Griezmann untuk mencetak gol.
Selain sebagai pencetak gol yang ulung, Luis Suarez selama di Barcelona memainkan peran tersebut. Dia mampu menahan lini belakang lawan bertahan lebih dalam sehingga membuat Lionel Messi leluasa melancarkan tendangan akurat dari tepi kotak penalti.
Tak mengherankan jika kemudian Martin Braithwaite memainkan peran yang sama. Saat diboyong dari Leganes pada Februari lalu, dia memang diplot untuk menggantikan Luis Suarez yang harus absen karena cedera.
Apes bagi Braithwaite, kompetisi sempat dihentikan karena pandemi Covid-19 pada Maret lalu. Setelah kompetisi digulirkan kembali, Luis Suarez pun telah pulih dari cedera. Braithwaite akhirnya kembali hanya menjadi penghangat bangku cadangan.
Karena itu, kesempatan pada laga Ferencvaros vs Barcelona malam nanti bisa dianggap sebagai ujian ketiga bagi Martin Braithwaite. Dia berkesempatan membuktikan layak mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak lagi.
Meskipun demikian, ujian besar masih akan menantinya dalam beberapa pekan ke depan. Barcelona masih harus menghadapi Juventus pada laga terakhir Liga Champions serta menjamu pemimpin klasemen Liga Spanyol, Real Sociedad pada pertengahan bulan ini.