TEMPO.CO, Jakarta - Laga Liga Inggris antara Everton vs Chelsea yang berlangsung pada Ahad malam kemarin berakhir dengan skor 1-0. Gelandang Chelsea, Kai Havertz, mendapat sorotan tajam karena dinilai bermain buruk.
Sejak didatangkan dari Bayer Leverkusen dengan mahar 71 juta pound sterling (sekitar Rp1,33 triliun) pada bursa transfer musim panas lalu, Kai Havertz memang terus mendapatkan sorotan. Gelarnya sebagai pemain termahal dalam sejarah Chelsea dinilai tak sepadan dengan performanya yang baru menyumbangkan satu gol di Liga Inggris musim ini.
Pada laga malam tadi, Havertz pun dinilai bermain buruk sehingga Frank Lampard harus menariknya keluar pada babak kedua. Meskipun demikian, Lampard menyatakan kritikan terhadap Havertz sebagai sesuatu yang wajar mengingat timnya mengalami kekalahan.
Dia pun meminta semua pihak bersabar dan memberikan waktu kepada Havertz untuk menunjukkan performa terbaiknya. Lampard tetap yakin bahwa Kai Havertz merupakan pemain yang sangat berguna bagi timnya.
"Di zaman modern ini akan ada kritik untuk setiap pemain di setiap klub yang kalah dalam satu pertandingan," kata Lampard usai pertandingan.
"Kami harus bersabar dengan Havertz karena ia adalah talenta berkualitas tinggi yang datang ke liga ini."
"Ia bisa bermain di posisi manapun di lini serang dan ia telah bermain di sisi kanan berkali-kali sebelum ia bermain untuk Chelsea."
"Orang yang ingin langsung mengkritik harus menunggu dan memberi waktu kepada pemain muda. Saya tahu Havertz akan menjadi pemain hebat."
Kai Havertz sendiri sempat menyatakan bahwa dirinya mengalami kendala fisik setelah divonis positif Covid-19. Havertz mengaku merasa sangat kelelahan sehingga ia merasa seperti belum pernah bermain sepak bola sebelumnya.
Kekalahan dari Everton itu membuat posisi Chelsea di klasemen Liga Inggris saat ini melorot. Mereka kini berada di urutan kelima dengan 22 poin, terpaut tiga angka dari pemuncak klasemen, Tottenham Hotspur.