TEMPO.CO, Jakarta - Chelsea dikabarkan meraup untung sebesar 32,5 juta pound sterling atau sekitar Rp 629 miliar pada tahun 2020 meskipun ekonomi Eropa secara umum tengah mengalami krisis karena pandemi Covid-19. Pembelian pemain mahal seperti Kai Havertz dan Timo Werner disebut tak menjadi beban bagi keuangan klub milik pengusaha asal Rusia, Roman Abramovich, tersebut.
Media Sky Sports menyebutkan bahwa berdasarkan laporan keuangan terbaru, Chelsea melaporkan bahwa pendapatan mereka sebenarnya turun cukup banyak pada tahun pembukuan yang berakhir pada 30 Juni 2020. Jika pada 2019 mereka mencatatkan pendapatan sebesar 446,7 juta pound sterling, tahun 2020 mereka mencatatkan pendapatan sebesar 407,4 juta pound sterling.
Pendaptan dari bermain di Liga Champions plus penjualan sejumlah pemain disebut membantu neraca keuangan Chelsea tetap hijau. Meskipun demikian, sejumlah pos pendapatan mengalami penurunan siginifikan.
Misalnya dari hak siar pertandingan dan pendapatan penjualan tiket. Jika tahun sebelumnya Chelsea mencatatkan pendapatan sebesar 17,6 juta pound sterling, maka pada 2020 mereka mencatakan pendapatan hanya sebesar 12,2 juta pound sterling.
Pendapatan dari iklan komersial juga menurun hingga 9,5 juta pound sterling. Hal itu dikarenakan tak diperbolehkannya penonton hadir pada laga Liga Inggris di Stamford Bridge pada beberapa laga terakhir mereka di Liga Inggris.
Yang menarik adalah dalam laporan keuangan itu tak tercantum pengeluaran besar akibat pembelian pemain mahal seperti Kai Havertz dan Timo Werner, Ben Chillwell, dan Edouard Mendy. Padahal mereka disebut menghabiskan lebih dari 200 juta pound sterling untuk membeli pemain baru pada bursa transfer lalu.
Menurut Sky Sport, pembelian itu tak tercatat pada pembukuan tahun 2020 karena dilakukan setelah mereka tutup buku atau setelah 30 Juni 2020. Pengeluaran besar itu baru akan tercatat pada pembukuan 2021.
Petinggi Chelsea, Bruce Buck, menyatakan gembira dengan laporan keuangan itu. Dia menilai hal itu menunjukkan bahwa Chelsea memiliki kekuatan dan stabilitas keuangan yang cukup baik.
"Secara umum, pandemi ini berdampak signifikan pada pendapatan Chelsea. Tapi laporan itu adalah pertanda kekuatan dan stabilitas operasi keuangan kami bahwa perusahaan masih mampu membukukan laba di tahun buku sebelumnya," kata Bucks
"Ini dilakukan sambil terus berinvestasi pada staf dan pemain kami dan memang sepak bola normal tidak dihentikan pada Maret, proyeksi menunjukkan rekor keuntungan dan rekor perputaran akan tercapai. Itu akan mewakili peningkatan pendapatan untuk tahun kelima berturut-turut.
"Terlepas dari dampak Covid-19, aliran pendapatan kami tetap kuat, tim kami berkembang di lapangan dan klub berada dalam posisi yang baik untuk terus tumbuh ketika sepak bola dapat beroperasi seperti sebelumnya, waktu yang kita semua nantikan."
Seperti diketahui, klub-klub besar Eropa sempat melaporkan bahwa mereka mengalami kerugian besar karena krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 saat ini. Manchester United, Arsenal, hingga Barcelona dan Real Madrid bahkan harus melakukan pemotongan gaji kepada para pemain dan stafnya.
SKY SPORTS