TEMPO.CO, Jakarta - Pemungutan suara Pilpres Barcelona yang seharusnya dilakukan pada 24 Januari 2021 mendatang dipastikan ditunda. Pemerintah Daerah Catalonia tak memberikan izin untuk digelarnya pemungutan suara yang berpotensi menimbulkan kerumunan tersebut.
Laman resmi Barcelona menyebutkan bahwa mereka telah melakukan pertemuan dengan Pemerintah Daerah Catalonia pada Jumat kemarin. Dalam pertemuan itu hadir Ketua Panitia Pemilihan sekaligus Plt Presiden Barcelona, Carles Tusquets, dan rekan-rekannya.
Dalam pertemuan itu, Pemda Catalonia menyatakan bahwa meningkatnya kasus Covid-19 di Spanyol membuat pemilihan presiden tak memungkinkan dilaksanakan. Pasalnya pemilihan tersebut berpotensi menimbulkan mobilisasi masa dalam jumlah besar dan bisa menimbulkan kerumunan.
Baca: Pemungutan Suara Pilpres Barcelona Terancam Diundur Karena Covid-19
Setelah pertemuan itu, Tusquets bertemu dengan tiga calon yang akan maju dalam pemilihan: Joan Laporta, Victor Font, dan Toni Freixa. Mereka disebut sepakat untuk mengundur waktu pemungutan suara hingga 7 Maret mendatang.
Mereka juga disebut membahas sejumlah teknis pemilihan seperti akan menaruh Tempat Pemilihan Suara (TPS) di berbagai lokasi. Nantinya, TPS tak hanya akan ditempatkan di sekitar Catalonia saja, tetapi di seluruh Spanyol untuk menjaring sebanyak mungkin anggota klub itu yang memberikan suara.
Pada Kamis kemarin, Dewan Pemilihan Presiden Barcelona memutuskan tiga kandidat yang akan bertarung. Keputusan itu diambil setelah mereka melakukan validasi terhadap tanda tangan yang dikumpulkan tiap-tiap calon. Sebanyak enam calon gugur karena tak mampu menggaet batas minum dukungan.
Mundurnya pemungutan suara Pilpres Barcelona itu dianggap akan berdampak besar. Mereka dipastikan tak akan menambah skuad baru pada bursa transfer Januari ini karena ketiadaan presiden definitif. Selain itu, masalah kontrak baru Lionel Messi juga dipastikan akan tertunda.
SPORT| MARCA