"Ketika dia tiba pertama kali, dia sangat kecil dan kurus, seseorang yang tak langsung memberikan anda kepercayaan. Tetapi begitu anda memberikannya bola, dia tampak lebih hidup," kata Martin kepada media Jerman, DW.
Musiala menghabiskan tiga tahun di bawah asuhan Martin sebelum akhirnya masuk ke akademi Chelsea. Martian menyatakan tak heran dengan perkembangan karir mantan anak asuhnya karena dia telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Ketika berada di Whitgift, Musiala merupakan seorang penyerang yang tajam.
"Dia adalah pesepakbola luar biasa dan itu terlihat sangat jelas sejak dia masih kecil. Dia merupakan seorang pemain no.9 dan pencetak gol ulung. Dia bisa mencetak lebih dari 50 gol bagi kami dalam satu musim dan dia tak jauh dari angka itua di Chelsea," kata Martin.
"Dia memiliki teknik yang luar biasa, memiliki kemampuan yang sangat baik dan pemain yang bisa mencetak segala jenis gol, dari dalam maupun luar kotak penalti."
Baca: Hasil Liga Champion Lazio Vs Bayern Munchen 1-4, Jamal Musiala Cetak Rekor
"Kemampuan menggiring bolanya juga sangat baik dan sangat senang beradu satu lawan satu. Dia belakangan lebih menjadi pemain no.10, sebagai kreator serangan dan juga mencetak gol."
Kemampuannya itu membuat Musiala sebenarnya tampil cemerlang di akademi Chelsea. Sayangnya kesempatan untuk menembus tim senior di skuad Singa London sangat kecil bagi Musialla karena dia masih harus bersaing dengan para seniornya seperti Callum Hudson-Odoi, Ruben Loftus-Cheek, hingga Tammy Abraham.
Hal itu membuat Musiala akhirnya memutuskan kembali ke tanah kelahirannya bersama Bayern Munchen pada 2019. Selain Munchen, Musiala juga disebut sempat diminati oleh Liverpool dan Manchester United.