TEMPO.CO, Jakarta - Manchester City dipastikan telah memperpanjang kontrak Manajer Pep Guardiola hingga musim 2023. Hal itu membuat City menjadi tim yang paling lama di asuh oleh pria asal Spanyol tersebut.
Sebelum menangani City, Guardiola tak pernah menangani sebuah tim lebih dari empat tahun. Di Barcelona dan Bayern Munchen, dia memutuskan hengkang pada musim kelimanya.
Musim ini menjadi musim kelima Guardiola di Etihad Stadium. Dia dipastikan masih akan bertahan di sana hingga dua musim ke depan setelah memperpanjang kontraknya pada November lalu.
Dalam konferensi pers menjelang laga kontra West Ham United, Guardiola pun mengungkapkan alasannya bertahan lebih lama di Manchester City. Dia menyatakan faktor pemain serta dukungan dari manajemen klub membuat dia memutuskan untuk terus menangani Raheem Sterling cs.
"Itu karena pemain. Klub besar memiliki sukses, di Amerika Selatan dan Eropa, karena kualitas para pemainnya, mental para pemainnya," kata Guardiola.
"Manajer dapat membujuk mereka untuk memiliki mentalitas seperti itu tetapi organisasi itu sendiri juga. Pimpinan kami tidak ingin satu hari pun tidur, tidak ingin istirahat."
"Dia mendorong saya, seperti saya harus mendorong CEO dan CEO saya. mendorong saya, dan Txiki [Begiristain] - kami mendorong satu sama lain untuk menjadi lebih baik dan lebih baik."
"Itu satu-satunya cara untuk menjadi lebih baik. Jika saya tidak merasa kami bisa menjadi lebih baik, saya tidak akan memperpanjang kontrak saya di sini. 100 persen. Jika saya memperpanjang kontrak saya, itu karena mereka meyakinkan saya untuk masalah yang berbeda dan tetap saja kami bisa lebih baik. Jika tidak, tim akan berakhir."
Baca: Manchester City Vs West Ham, Guardiola: Michail Antonio Bisa Bikin Kami Pusing
Guardiola menyatakan belum puas meskipun telah membawa Manchester City meraih gelar juara Liga Inggris dan ajang domestik lainnya dalam empat tahun terakhir. Dia tampak masih penasaran membawa Manchester City menjuarai Liga Champions.
Dia menilai jadwal yang padat antara kompetisi di Inggris dan Liga Champions sebagai sebuah tantangan yang harus mereka taklukan. Dia tak mau menjadikan hal itu sebagai alasan kenapa mereka tak bisa memenangkan dua gelar itu sekaligus.
"Saya datang ke sini untuk menang di Inggris dan kami telah melakukannya, saya melakukannya. Saya datang untuk bermain dengan cara yang spesial dan saya melakukannya. Pekerjaan sudah selesai, tetapi saya masih merasa kami bisa melakukannya lebih baik. Saya merasa kami bisa menang lebih banyak dan membuat fans kami bangga. Kami bisa melakukannya. Ini penting," kata Guardiola.
"Ini adalah tantangan, ini tantangan. Tim yang bermain di Liga Champions harus beraksi seperti ini. Di Liga Inggris memberikan tantangan dan kami harus menerimanya. Kami tak bisa menjadikan ini sebagai alasan."
Pep Guardiola memang baru berhasil meraih gelar juara Liga Champions saat menangani Barcelona. Dia gagal membawa Bayern Munchen meraih trofi tertinggi di kasta sepak bola Eropa tersebut.
Bersama Manchester City, raihan terbaik Pep Guardiola di Liga Champions adalah melaju ke babak perempat final dalam tiga musim terakhir. Hal itu membuat dia masih berada dalam bayang-bayang Manuel Pellegrini, manajer City sebelumnya, yang berhasil membawa mereka ke semifinal pada musim 2015-2016.