TEMPO.CO, Jakarta - Final Liga Champions musim ini disebut semakin dekat untuk dipindahkan dari Istanbul, Turki, ke London, Inggris. Pemerintah Inggris melalui FA, PSSI-nya Inggris, terus melobi UEFA.
Media-media Inggris menyebutkan bahwa sinyal dipindahkannya partai tersebut ke London semakin kuat. Pasalnya, angka penularan Covid-19 Turki hingga saat ini masih sangat tinggi. Hingga pekan kemarin, angka rata-rata penularan Covid-19 di sana masih di atas 22 ribu kasus perhari.
Meskipun angka itu telah turun dibandingkan pertengahan April lalu, penyebaran Covid-19 di Turki disebut masih cukup mengkhawatirkan. Hal itu disebut bisa saja membuat Pemerintah Turki untuk memperpanjang pemberlakuan lockdown dari yang seharusnya berakhir pada 17 Mei mendatang.
Dengan begitu, pergelaran Final Liga Champions terancam tak bisa dilaksanakan di Turki. Apalagi UEFA sebenarnya telah merencanakan laga tersebut digelar dengan pembatasan jumlah penonton di stadion. Mereka disebut telah menyiapkan delapan ribu tiket untuk suporter Manchester City dan Chelsea yang akan berlaga.
Pemerintah Inggris sendiri menyatakan siap untuk menggelar Final Liga Champions musim ini. Menteri Perhubungan Inggris Grant Schapps menyatakan mereka sangat terbuka untuk menggelar laga tersebut.
Dengan dua tim asal Inggris akan bertanding, dia menyatakan mereka harus sangat berhati-hati jika laga ini digelar di Istanbul. Inggris sebelumnya telah menetapkan Turki ke dalam negara di daftar merah perjalanan mereka. Artinya, tak akan ada suporter Manchester City atau pun Chelsea yang akan diperbolehkan terbang ke sana.
Tak hanya itu, semua pemain dan staf pelatih kedua tim juga nantinya harus melakukan karantina selama 10 hari sepulangnya dari Turki.
Dia pun memastikan FA masih terus melobi UEFA agar laga tersebut dipindahkan ke Inggris. Kedua pihak disebut akan kembali bertemu pada pekan ini dan mengeluarkan keputusan beberapa hari setelahnya.
"Kami harus berhati-hati soal ini," kata Schapps kepada media Guardian. "Saya khawatir karena kami telah memasukkan Turki ke dalam daftar merah, itu akan memiliki dampak. Suporter tak akan bisa terbang ke Turki. FA sedang berdiskusi dengan UEFA soal ini dan kami sangat terbuka untuk menjadi tuan rumah final."
"Ini memang keputusan UEFA. Kami telah memiliki rekam jejak menggelar pertandingan dengan penonton. Saya telah berbicara dengan Menteri Olahraga, kami sangat terbuka untuk itu dan pada akhirnya itu adalah keputusan UEFA."
"Tetapi mengingat dua klub Inggris bermain di final, kami sangat menantikan untuk mendengar apa yang akan mereka katakan. Tentu saja,, sangat penting menekankan bahwa Inggris telah memiliki rekam jejak yang sukses untuk menggelar pertandingan dengan penonton. Jadi kami adalah tempat yang tepat untuk menggelar laga itu."
Sejumlah stadion di Inggris disebut siap menggelar partai final. Satu stadion yang paling berpeluang menggelar laga itu adalah Stadion Wembley, London. Stadion nasional Inggris itu disebut memiliki kapasitas paling besar di negara Ratu Elizabeth dengan 90 ribu bangku penonton.
Dengan begitu, UEFA bisa saja meningkatkan jumlah penonton dari 16 ribu menjadi 25 ribu. Selain itu, Stadion Wembley juga menjadi area netral ketimbang stadion lainnya.
Partai Final Liga Champions musim ini akan mempertemukan Manchester City vs Chelsea. Laga ini rencananya akan digelar pada 29 Mei 2021 waktu setempat atau 30 Mei 2021.
DAILY MAIL| GUARDIAN