TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang Manchester United Marcus Rashford menyatakan mereka sangat kecewa dengan kekalahan pada final Liga Europa kontra Villarreal Kamis dinihari tadi. Dia pun menyatakan United akan tampil dengan semangat lebih tinggi musim depan untuk mengakhiri puasa gelar juara.
Rashford menyatakan mereka harus cepat menyingkirkan kekecewaaan itu. Menurut dia, mereka harus menganalisa kembali performa mereka pada laga itu dan melakukan perbaikan.
"Kecewa adalah satu kata, tetapi perasaan di dalam sangat sulit untuk dijelaskan," kata dia usai pertandingan. "Kami datang ke sini untuk menang, kami telah bekerja keras sepanjang musim dan ini adalah kesempatan kami untuk memenangkan trofi. Itu tak terjadi karena alasan yang tak kami ketahui."
"Mungkin saat ini, kami harus menyingkirkan kekecewaan itu. Tetapi setelah itu kami harus melihat lagi jalannya pertandingan dan menganalisa dimana kami bisa melakukan perbaikan, apa yang berjalan tidak sesuai."
Kekalahan itu, menurut Rashford, tak membuat mereka menyerah. Dia menilai mereka tak akan puas hanya karena musim ini capaian Manchester United lebih baik dari musim sebelumnya.
Penyerang asal Inggris itu menyatakan mereka hanya nyaris meraih gelar juara musim ini, akan tetapi tetap saja hanya ada satu pemenang pada akhirnya.
"Tim ini tak akan pernah menyerah. Tak ada kesempatan. Manajer tak akan menyerah. Dia tak akan membiarkan kami untuk menyerah. Kami akan menyambut musim depan dengan semangat lebih besar," kata Rashford.
"Orang menyatakan banyak hal soal Manchester United, bahwa kami akan merosot, bla..bla..bla.. tetapi bagi saya, klub ini, semangat ini, bakat yang kami miliki, kemampuan dan skuad yang ada, kami memiliki segalanya untuk berkompetisi di level tertinggi."
"Kami hanya harus menunjukkannya kepada dunia, menunjukkan kepada diri kami sendiri. Menunjukkan kenapa kami layak berada di posisi puncak, kenapa kami layak berada di final dan kenapa kami harus memenangkan laga final."
"Di Liga Inggris, kami berada di posisi kedua, itu tak berarti apa-apa. Bagi kami, posisi kedua tak berarti. Saya tak ingin mendengar:'Oh, mereka sudah sangat dekat.' Itu tak berarti apa-apa. Hanya ada satu pemenang dan satu pecundang."