TEMPO.CO, Jakarta - Bukayo Saka terpilih menjadi pemain terbaik pada laga terakhir babak penyisihan Grup D Euro 2020 antara Republik Cek vs Inggris. Lahir dari orang tua imigran asal Nigeria, Saka membuktikan bahwa keputusan Inggris memanggilnya ke skuad senior tepat.
Ayah dan ibu Saka hijrah dari Nigeria ke Inggris pada saat dia masih di dalam kandungan. Hal itu membuat Saka lahir di London, Inggris pada 5 September 2001.
Sebagai seorang imigran, keluarga kecil itu hidup ala kadarnya. Sang ayah bekerja sebagai seorang buruh kasar untuk menghidupi istri dan anaknya.
Seperti imigran Nigeria di London lainnya, keluarga Saka sangat berminat dengan sepak bola. Ayah Saka disebut sebagai pendukung Arsenal dan sejak awal menginginkan anaknya untuk bermain di klub itu.
Kebetulan Saka sudah menunjukkan bakat mengolah kulit bundar yang cukup baik. Pada usia tujuh tahun, Saka kecil pun lolos tes untuk masuk Akademi Hale End milik Arsenal.
Saka menyatakan bahwa orang tuanya melakukan banyak pengorbanan agar dia bisa masuk salah satu akademi sepak bola terbaik di Inggris tersebut. Menurut dia, sang ayah harus menabung banyak uang dan mengorbankan keinginannya membeli berbagai barang untuk membiayainya.
"Itu sebuah perjuangan dari orang tua saya untuk membuat saya seperti saat ini. Mereka selalu memberikan segalanya agar saya bisa berlatih sepak bola," kata dia dalam wawancara dengan media Football London dua tahun lalu.
Perjalanan karir Saka di akademi Arsenal mulai berkembang pesat setelah berhasil menembus tim Arsenal U-15 pada 2016. Kebetulan saat itu mantan pemain sayap Arsenal, Freddie Ljungberg, baru memulai karirnya sebagai pelatih.