TEMPO.CO, Jakarta - Empat tim akan bersaing di babak semifinal Euro 2020 yang akan berlangsung di Wembley, London. Laga Spanyol vs Italia akan tersaji pada Rabu dihihari, 7 Juli 2021, sedangkan Inggris vs Denmark bermain sehari kemudian.
Dua laga semifinal nanti akan menghadirkan pertarungan antara gaya sepak bola berbeda, juga menyajikan pendekatan taktis yang menarik. Keempatnya membuktikan bahwa sebenarnya tidak ada formula tunggal untuk menggapai sukses di lapangan hijau.
Dengan cara yang berbeda satu sama lain, keempat tim ini juga mampu melepaskan diri dari gaya khas yang selama ini menjadi stereotipnya.
Timnas Italia mengalami perubahan di bawah Roberto Mancini. Bila selama ini mereka dikenal sebagai juara dalam bertahan, di Euro 2020 ini Azzurri hadir dengan memainkan sepak bola berenergi tinggi, menekan, memburu serangan sebanyak mungkin begitu mereka memenangkan bola. Gaya catenaccio sudah dikubur Mancini.
Sejumlah pemain timnas Italia, merayakan kemenangannya setelah mengalahkan pemain timnas Belgia dalam Perempat Final Euro 2020 di Football Arena Munich, Munich, Jerman, 2 Juli 2201. REUTERS/Christof Stache
Kecintaan Italia dalam bertahan masih terlihat dari penampilan Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci. Tetapi keduanya hadir dalam sistem yang dibangun dengan menyertakan dua bek sayap berenergi.
Tim juga dilandasi taktik yang mengizinkan bermanuver tumpang tindih dan penggunaan secara cerdas "jalur tengah". Lorenzo Insigne dan Federico Chiesa terhubung dengan sangat baik dengan penyerang tengah Ciro Immobile. Mereka telah memainkan sepak bola cepat, positif, dan menghibur.
Lawan mereka dalam semifinal, Timnas Spanyol, lebih dekat kepada gaya khas nasional mereka: tiki-taka yang sebelumnya mengantar mereka menjuarai Euro 2008 dan 2012 yang diselingi sukses di Piala Dunia 2010.
Tetapi, mereka juga berubah. Penguasaan bola tetap menjadi inti filosofi mereka. Tapi, cara bermain mereka berubah besar di bawah era Luis Enrique.
Spanyol yang dia latih tetap memonopoli bola, termasuk mencatat rekor umpan selama turnamen ini dengan 917 umpan saat melawan Swedia sambil mempertahankan 85 persen penguasaan bola. Tetapi tim dia terlihat lebih intens ketimbang pendahulu mereka dan lebih cepat bergerak maju, di mana sang pelatih acap berbicara tentang perlunya 'verticilidad' atau serangan langsung.
Timnas Spanyol. REUTERS/Anton Vaganov
Enrique memasang formasi 4-3-3 yang sama dengan yang dia gunakan saat menangani Barcelona. Ia juga lebih menyukai sistem lebih menyerang daripada mantan bos Vicente del Bosque yang terkenal karena bermain tanpa striker hampir sepanjang Euro 2012.
Pemain-pemain depan yang energik, pekerja keras, pertahanan yang kuat, adalah kunci pendekatan Luis Enrique. Hal itu menjelaskan kegigihannya mempertahankan Alvaro Morata yang sering membuang peluang.
Selanjutnya: Inggris Juga Beda