2. Tembok pertahanan kokoh
Timnas Inggris menjadi tim pertama yang lolos dari babak penyisihan grup Piala Eropa tanpa kebobolan sejak 1966. Mereka juga menjadi tim pertama yang mencetak rekor lima laga tak kebobolan di putaran final turnamen besar setelah Italia melakukannya pada Piala Dunia 1990.
Kekuatan lini belakang Timnas Inggris saat ini disebut tak lepas dari komposisi pemain mereka. John Stones, Harry Maguire, Kyle Walker hingga pemain pelapis seperti Tyrone Mings dinilai sedang dalam perfroma terbaiknya saat ini. Mereka membuat penjaga gawang Jordan Pickford disebut tak harus bekerja keras.
Hal itu juga tak lepas dari racikan Gareth Southgate yang memasang dua gelandang bertahan, Kalvin Phillips dan Declan Rice, di tengah jantung permainan timnya. Alhasil, dalam enam laga menuju final, Pickford hanya menggagalkan 13 tembakan ke arah gawangnya.
3. Pelatih yang Cerdas
Gareth Southgate telah menangani Timnas Inggris sejak 2016. Pengalaman selama lima tahun itu membuat Southgate dianggap telah paham betul bagaimana memenangkan pertandingan di level internasional.
Kemenangan atas Jerman dan Ukraina dianggap sebagai bukti bahwa Southgate sudah cukup matang dalam memimpin Timnas Inggris. Pada laga kontra Jerman, Southgate keluar dari skema permainan favoritnya 4-2-3-1 dan memainkan 3-4-3. Hal itu dilakukan untuk meredam para pemain sayap Tim Panser yang dianggap sebagai kekuatan utama mereka.
Sukses mengalahkan Jerman, Inggris pun harus menghadapi Ukraina. Meskipun secara materi pemain lebih unggul, laga kontra Ukraina dianggap berat karena itu merupakan pertama kalinya Inggris bermain tandang di Stadion Olimpico, Roma, Italia.
Tak hanya itu, keputusan-keputusan yang dibuat Southgate juga mendapatkan banyak pujian. Misalnya saat memainkan Bukayo Saka pada laga terakhir kontra Republik Cek dan memasukkan Jack Grealish pada babak kedua laga kontra Jerman.
Saka terpilih sebagai pemain terbaik laga Republik Cek vs Inggris sementara Grealish berperan besar atas terciptanya dua gol Inggris ke gawang Jerman.