3. Salah taktik dan tak bisa mengontrol emosi
Mantan Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, juga menyoroti taktik yang digunakan PSG pada laga pertama semifinal itu. Sempat unggul 1-0 lewat gol Marquinhos, Wenger menilai PSG tampak terlalu puas dan hanya bertahan untuk menjaga skor itu hingga akhir.
Selain itu, Wenger juga menilai ada permasalahan mental yang dimiliki oleh para pemain PSG. Menurut dia, Neymar cs tak bisa mengontrol emosinya setelah Manchester City menyamakan kedudukan.
"Saya harus mengatakan, PSG berhenti menyerang pada babak kedua," kata Wenger. "Apakah itu karena mereka secara fisik tak mampu?"
"Dan setelah City menyamakan kedudukan, mereka kehilangan permainan. Mereka tak bisa mengontrol emosi dan mulai bermain agresif dengan cara yang bodoh."
"Itu juga bisa jadi karena delapan kekalahan yang mereka alami di Liga Prancis. Ketika pertandingan imbang 1-1 musim ini, mereka tahu mereka telah kalah. Itu sangat berbeda dari tahun lalu dimana mereka tak terkalahkan di Liga," ujar Wenger.
Pemain PSG Presnel Kimpembe menghadang pemain Manchester City, Riyad Mahrez dalam Semifinal Liga Champions, di Etihad Stadium di Manchester, Inggris, 4 Mei 2021. REUTERS/Phil Noble
PSG memang bermain kasar setelah Manchester City menyamakan kedudukan. Gol kemenangan City pun tak lepas dari permainan kasar mereka.
Manchester City mendapatkan tendangan bebas tepat di depan kotak penalti setelah Leandro Paredes melakukan pelanggaran terhadap Phil Foden. Paredes pun mendapatkan kartu kuning.
Riyad Mahrez berhasil mengeksekusi tendangan bebas itu dengan apik. Dia menempatkan bola di antara dua pemain PSG yang membentuk pagar betis dan menembus pojok kanan gawang Keylor Navas.
PSG bahkan harus bermain dengan 10 orang setelah Idrissa Gueye menjegal Ilkay Gundogan dari belakang. Gueye langsung mendapatkan kartu merah dari wasit.