TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Muhammad bin Salman, Pangerang Kerajaan Arab Saudi, untuk mengambil alih Newcastle United diprediksi akan kembali berjalan. Pihak Saudi kabarnya telah menyelesaikan masalah dengan perusahaan asal Qatar, beIN Sports, terkait siaran ilegal Liga Inggris di negara tersebut.
Media-media Inggris menyebutkan bahwa pihak Arab Saudi dan beIN Sports telah membuat perjanjian damai terkait masalah hak siar itu pada Rabu waktu setempat. Arab disebut telah mencabut larangan siaran beIN Sports di negara mereka sekaligus berjanji akan menindak siaran Liga Inggris ilegal di sana.
Kesepakatan tersebut memberi jalan kepada Muhammad bin Salman, melalui perusahaan Public Investment Fund, untuk melanjutkan pembelian saham Newcastle. Media The National menyebutkan bahwa otoritas Liga Inggris, Premier League, akan memberikan persetujuan pengalihan saham itu dalam waktu sepekan ke depan.
Muhammad bin Salman dan pemilik Newcastle, Mike Ashley, sudah menyepakati jual beli saham senilai 300 juta pound sterling atau sekitar Rp 6 triliun itu sejak Juli tahun lalu. Akan tetapi langkah mereka dijegal oleh beIN Sports yang mempermasalahkan siaran ilegal Liga Inggris di Arab Saudi.
Sebagai pemiliki hak siar di kawasan tersebut, beIN Sports menuding pemerintah Arab Saudi melindungi siaran ilegal tersebut. Mereka pun mengirimkan surat resmi kepada Premier League.
Sejumlah lembaga Hak Asasi Manusia juga menentang pembelian Newcastle United oleh Muhammad bin Salman. Mereka menilai pembelian klub sepak bola itu merupakan upaya si pangeran untuk membersihkan namanya dari sejumlah tudingan pelanggaran HAM berat.
"Ini lebih dari sekedar transaksi finansial - ini adalah latihan membangun citra yang mengacu pada prestise Liga Premier dan hasrat penggemar Newcastle United," kata Direktur Amnesty International Inggris, Kate Allen, April tahun lalu.
MBS, begitu biasa nama si pangeran disingkat, sempat disebut sebagai otak di balik pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi di kantor Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2018. Pembunuhnya adalah pasukan elit Kerajaan Arab Saudi yang disebut bergerak atas perintah MBS.
Muhammad bin Salman telah membantah keterlibatannya dalam pembunuhan Jamal Khashoggi. Akan tetapi Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Februari lalu mengklaim mereka memiliki bukti keterlibatan si pangeran dalam kasus itu.
Meskipun demikian, masalah HAM ini tampaknya tak akan menjadi penghalang bagi Muhammad bin Salman untuk menguasai Newcastle United. Pasalnya, dalam sidang gugatan yang diajukan Newcastle terhadap Premier League sejak Januari lalu, mereka hanya mempermasalahkan upaya beIN Sports dan klub rival mereka di Liga Inggris untuk membatalkan pembelian tersebut.
SKY SPORTS|DAILY MAIL|THE NATIONAL