TEMPO.CO, Jakarta - Ronald Koeman dipastikan telah mengakhiri karirnya sebagai Pelatih Barcelona. Kekalahan 0-1 dari Rayo Vallecano pada laga dini hari tadi membuat Presiden Joan Laporta mengumumkan pemecatannya.
Pemecatan Koeman itu dianggap bukan sebuah kejutan. Pasalnya, posisi si pelatih sejak musim lalu sudah dianggap rawan. Koeman yang didatangkan dengan harapan bisa memperbaiki performa Lionel Messi nyatanya hanya mampu membawa mereka meraih gelar juara Copa del Rey dan menduduki posisi ketiga klasemen akhir Liga Spanyol.
Musim ini, dengan kepergian Lionel Messi, capaian Barcelona bahkan lebih buruk lagi. Hingga pekan ke-11, Barcelona hanya bertengger di posisi kesembilan klasemen dengan meraih empat kemenangan dari 10 laga. Di Liga Champions, mereka juga terancam gagal lolos dari babak penyisihan grup setelah hanya meraih satu kemenangan dan dua kali kalah dari tiga laga.
Media-media Spanyol menyebut setidaknya ada empat dosa besar yang dibuat Koeman sehingga Laporta kehilangan kepercayaan kepada pelatih asal Belanda itu. Berikut empat dosa tersebut:
1. Tak pernah menang di El Clasico
Memenangkan partai El Clasico kontra Real Madrid merupakan salah satu tugas wajib yang diemban oleh siapa pun pelatih Barca. Persaingan dua tim paling sukses di Liga Spanyol plus faktor politik soal kemerdekaan Catalan membuat partai itu dianggap paling bergengsi diantara partai-partai lainnya.
Di masa lalu, sejumlah pelatih Blaugrana pernah merasakan dipecat setelah kekalahan pada El Clasico. Pemecatan Frank Riijkard pada 2008 contohnya.
Meskipun sukses mempersembahkan dua gelar Liga Spanyol, dua gelar Supercopa Spanyol dan satu gelar juara Liga Champions di musim-musim sebelumnya, Riijkard akhirnya dipecat Laporta setelah kekalahan 1-4 dari Real Madrid pada Juni 2008.
Sejak menangani Gerard Pique cs musim lalu, Koeman praktis tak pernah menang pada tiga laga El Clasico. Barca menelan kekalahan 1-3 dan 1-2 musim lalu. Pada akhir pekan kemarin, mereka juga merasakan kekalahan 1-2 dari rival abadinya itu.