TEMPO.CO, Jakarta - Semifinalis Piala Dunia 2018 dan peringkat kedua Euro 2020 membuat timnas Inggris berada dalam gelombang optimisme untuk berlaga di Piala Dunia 2022 Qatar. Namun, rentetan hasil buruk membuat pasukan Gareth Southgate membuat Harry Kane dan kawan-kawan tak tampak sebagai tim unggulan di turnamen sepak bola terakbar empat tahunan itu.
Kekalahan 1-0 dari Italia membuat The Three Lions terdegradasi ke Liga B UEFA Nations League. Sebelumnya, Inggris juga kalah 0-4 dari Hungaria dan memetik hasil imbang saat melawan Jerman dan Italia.
Taring tim Tiga Singa pun tumpul. Satu-satunya gol mereka dalam lima pertandingan adalah penalti akhir Harry Kane saat melawan Jerman. Di pertandingan kedua melawan Der Panzer di Stadion Wembley pada Senin, 26 September 2022, Southgate punya pekerjaan berat untuk memulihkan kepercayaan diri para pemainnya.
Southgate sebenarnya memiliki tim yang relatif stabil selama Euro 2022. Saat itu, Inggris mampu tampil spartan di semua lini termasuk mampu menampilkan sistem permainan yang solid di pertahanan. Namun, penampilan tak konsisten justru muncul saat berlaga di UEFA Nations League. Sejumlah pemain tampak tak percaya diri untuk berlaga di Piala Dunia Qatar.
Southgate tidak yakin dengan sistem permainannya. Kebijakannya belakangan sering mendapatkan kritik. Pemilihan Harry Maguire, misalnya, mendapat respons negatif dari publik Inggris setelah sang pemain tidak banyak mendapatkan kesempatan bermain di Manchester United.
Lini tengah pun menjadi sorotan. Kehadiran Declan Rice, bintang baru di skuad Three Lions, gagal membuat Inggris menguasai permainan. Jude Bellingham, pemain 19 tahun, terlepas dari jam terbangnya bersama Borussia Dortmund, masih perlu waktu untuk nyetel ke dalam sistem permainan Inggris.
Inggris terlalu bertumpu pada Harry Kane sebagai mesin gol. Namun, itu baru berjalan ketika kapten Tottenham Hotspur itu berada dalam kondisi bugar. Ia juga perlu mendapatkan dukungan lebih dari Raheem Sterling dan pemain favorit Southgate, Bukayo Saka. Keberadaan Jack Grealish sebagai pemain pengganti juga tidak efektif.
Mimpi buruk di Italia
Inggris betul-betul mengalami mimpi buruk di pertandingan menghadapi Italia. Kyle Walker, yang selalu bisa diandalkan, mengalami malam yang buruk saat harus menghadapi Giacomo Raspadori, pencetak gol kemenangan Italia di San Siro.
Pemain timnas Italia, Francesco Acerbi merayakan kemenangannya atas Timnas Inggris bersama rekan-rekannya usai bertanding dalam UEFA Nations League, di San Siro, Milan, Italia, 23 September 2022. REUTERS/Daniele Mascolo
Setelah kekalahan mengejutkan 4-0 oleh Hungaria pada bulan Juni lalu, publik sepak bola Inggris telah melontarkan kritik kepada Southgate. Namun, sang pelatih tetap optimistis dengan timnya. "Untuk sebagian besar permainan, kami bermain sangat baik. Banyak penampilan individu yang bagus," kata dia dikutip dari Reuters.
"Saya pribadi berpikir kinerja kami adalah langkah ke arah yang benar. Saya benar-benar mengerti karena hasil yang tidak menggambarkan aksi kami," ujar Southgate menambahkan.
Pertanidngan melawan Jerman di Wembley adalah kesempatan terakhir Southgate membentuk kembali kerangka timnas Inggris sebelum turun di Piala Dunia 2022. Kabar baiknya, Inggris berada di grup yang relatif ringan bersama Iran, Amerika Serikat, dan Wales.
Lawan berat kemungkinan baru terjadi di babak perempat final. Prancis menjadi lawan potensial, tetapi Gareth Southgate perlu segera berbenah untuk setidaknya menyamai capaian menembus babak semifinal Piala Dunia.
Baca juga : Dilema Gareth Southgate Menentukan Skuad Timnas Inggris untuk Piala Dunia 2022