TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, membantah bahwa komentarnya tentang kekuatan keuangan klub-klub milik pengusaha negara Teluk adalah xenophobia atau memicu ketegangan antara tim asuhannya dan Manchester City di Liga Inggris pada Minggu, 16 Oktober lalu. Dia menegaskan tak ada prasangka apa pun.
Klopp dituduh melakukan tindakan yang tidak pantas oleh asosiasi sepak bola Inggris atau FA menyusul kartu merah yang diterimanya ketika laga sengit Liverpool vs Manchester City yang berakhir dengan kemenangan tim asuhannya 1-0.
Klopp dituduh telah mengobarkan ketegangan di lingkungan pertandingan di mana pelatih City, Pep Guardiola, menjadi sasaran lemparan koin dari kerumunan orang di Anfield, penggemar City mencoret-coret grafiti dan berteriak menyingung tragedi Hillsborough dan Haysel, serta merusak kedatangan pelatih tim tamu.
Referensi ke City, Newcastle, dan Paris Saint-Germain (PSG), semua klub itu dimiliki penguasaha dari negara Teluk, juga diduga sebagai xenophobia. Tuduhan itu memicu teguran keras dari seorang manajer yang telah memperjuangkan inklusivitas sepanjang kariernya.
"Saya tidak merasa, khusus untuk kasus ini, saya tidak merasakannya sama sekali," kata Klopp mengenai tuduhan itu. "Saya tahu diri. Dan, Anda tidak dapat menyerang saya dengan sesuatu yang jauh dari kepribadian saya. Jika saya seperti itu, saya akan membenci itu. Saya akan membenci diri sendiri karena menjadi seperti itu," ujarnya.
"Saya telah mengatakan berkali-kali hal-hal yang sedikit terbuka untuk kesalahpahaman, saya tahu itu. Itu tidak disengaja; kadang-kadang Anda mengatakan sesuatu dan Anda berpikir: 'Ya Tuhan, itu bisa diartikan seperti ini!' Tapi ini bukan salah satu dari momen-momen itu."
Klopp yakin penilaiannya tentang situasi keuangan City, Newcastle, dan PSG, telah salah dipahami, mungkin dengan sengaja. "Itulah yang terjadi pada orang yang berbicara di depan umum," katanya.
"Ini bukan pertama kalinya saya salah dipahami. Saya tahu apa yang saya pikirkan ketika saya mengatakannya. Jika seseorang salah paham atau ingin salah paham, saya tidak bisa mengubahnya."
Lebih lanjut, Klopp mengatakan: "Apakah saya harus berhati-hati? Saya telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa saya tidak selalu berhati-hati. Saya juga menyadari dari waktu ke waktu bahwa saya menjawab dan mengatakan apa yang saya pikirkan."
"Saya mencoba melakukan itu di masa depan juga karena biasanya tidak pernah ada tujuan saya untuk menyalahkan siapa pun atau apa pun, saya hanya berbicara tentang hal-hal yang menurut saya itu sebenarnya tidak terlalu penting."
"Saya mengatakan apa yang saya ketahui mengenai itu, bagaimana saya menilainya atau bagaimana saya melihat itu. Saya tidak bisa mengubah itu. Tidak ada hal-hal lain bahwa itu adalah niat saya."
City tidak mengutuk nyanyian dari penggemar mereka di Anfield. Ditanya soal sikap diam The Citizens, Klopp yang memiliki waktu hingga Jumat untuk menanggapi tuduhan FA dapat memberikan sanksi larangan satu pertandingan tergantung jenis pelanggarannya, menjawab: "Pertanyaan seperti ini tidak ingin saya jawab. Kami menanggapi sebagai sebuah klub (dengan pernyataan tentang nyanyian dan lemparan koin); itulah yang harus kami lakukan. Ini dia. Selain itu, segala sesuatu mulai dari penutur asli bahasa Inggris akan terbuka untuk salah tafsir lagi."
Klopp mendiskripsikan pelatih Manchester City, Pep Guardiola, dan penyerang klub itu, Erling Haaland, sebagai manajer dan penyerang terbaik di dunia pada Jumat, tetapi mengenai hubungan yang retak antara Liverpool dan City, dia berkata: "Saya tidak yakin kami harus berteman baik dengan klub lain. Saya tidak yakin ada orang yang ingin berteman baik dengan kami."
Soal kartu merah yang diterimanya, apa kata Klopp?