TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah klub sepak bola asal Kota Nailsworth, Inggris, Forest Green Rovers, memulai perjalanan sebagai klub sepak bola bebas karbon sejak 2010 silam. Berkat tujuan dan upaya tersebut, FIFA melalui United Nations Climate Change (UNFCCC) menyebut Forest Green Rovers sebagai klu paling hijau di dunia.
“Kami bekerja sama dengan PlayerLayer mencari bahan kaos yang lebih berkelanjutan setelah saya mengetahui bahwa standar untuk perlengkapan olahraga modern telah menjadi 100 persen plastik yang tidak masuk akal bagi saya dari perspektif lingkungan atau perspektif kinerja,” kata Dale Vince selaku chairperson Forest Green Rovers kepada Reuters.
Perjalanan Forest Green Rovers Menjadi Klub Ramah Lingkungan
Sampai saat ini, Forest Green Rovers telah memperkenalkan sejumlah strategi ramah lingkungan yang berkelanjutan, seperti penggunaan panel surya pada stadion rumah, jenis lapangan organik, pemanfaatan daur ulang air, hingga menu vegan sepenuhnya bagi pemain dan penggemar.
Dikutip dari situs UNFCCC, pada musim 2011-2012 di Inggris atau satu tahun setelah klub berkomitmen untuk mendukung aksi peduli lingkungan, Forest Green Rovers telah mengurangi jejak karbon per penonton sampai 42 persen. Selain itu, pada 2017, klub ini juga berhasil menurunkan jejak karbon absolut hingga 3 persen.
Setelah upaya penurunan karbon dinilai berhasil, klub mulai memanfaatkan proses daur ulang air sebagai pasokan air utama. Pada 2017, Forest Green Rovers setidaknya diperkirakan telah berhasil memanfaatkan 8 persen air hasil daur ulang.
Puncaknya, pada musim sepak bola 2017-2018, Forest Green Rovers menurunkan sampai 14,7 persen limbah klub sepak bola secara keseluruhan. Alhasil, klub ini menjadi satu-satunya klub sepak bola dengan akreditasi Eco-Management and Audit Scheme (EMAS).
Strategi Forest Green Rovers Dukung Kebijakan Iklim
Sebelumnya, UNFCCC memperkirakan bahwa industri sepak bola turut berperan dalam perubahan iklim. Sebab, industri ini menggunakan lampu sorot, layar video, hingga papan skor yang memiliki kebutuhan listrik sangat besar.
UNFCCC turut menyoroti jumlah penggemar sepak bola yang mencapai ribuan atau jutaan orang hingga turut berperan dalam peningkatan jejak karbon dan limbah-limbah kasat mata, seperti sampah dan sejenisnya.
Dalam mengatasi beberapa permasalahan tersebut, setidaknya terdapat tiga strategi utama yang dilakukan oleh Klub Forest Green Rovers sebagaimana dilansir oleh situs UNFCCC.
Pertama, klub ini mengurangi permintaan konsumsi energi dengan mengubah pola makan pemain menjadi sepenuhnya vegan dan hanya menyediakan makanan vegan bagi penggemar. UNFCCC menyebut cara ini tergolong efektif sebab mengurangi rantai produksi makanan yang memiliki dampak besar bagi iklim.
Kedua, stadion tuan rumah bernama The New Lawn didesain ramah lingkungan dengan memanfaatkan lapangan sepak bola organik, mengumpulkan air hujan di sekitar stadion untuk didaur ulang, hingga menyediakan pusat pengisian daya bagi kendaraan listrik.
Ketiga, Forest Green Rovers membuat program duta dan pemberian penghargaan kepada sekolah dan masyarakat setempat untuk mendukung misi yang sama demi meningkatkan kesadaran terhadap iklim bagi lingkungan sekitar.
Berkat sejumlah strategi tersebut, UNFCCC memperkirakan bahwa klub ini setidaknya telah menjangkau 3 miliar orang baik di level lokal, nasional, maupun internasional melalui peliputan oleh pers dan media sosial.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Baca juga: 8 Alasan Ini yang Bikin Piala Dunia 2022 Qatar Unik, Salah Satunya Digelar pada Musim Dingin