TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen Arema FC menyatakan bakal menjamin pemenuhan hak pemain selama penghentian Liga 1 2022-2023. Komisaris Arema FC, Tatang Dwi Arifianto, berharap Adilson Maringa dan kawan-kawan tidak khawatir dan cemas memikirkan haknya selama kompetisi terhenti..
Tatang memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada masalah terkait masa depan pemain Arema FC. Ia meminta para pemain harus fokus menjalani program pemulihan mental pascaperistiwa Tragedi Kanjuruhan. "Terkait hal-hal yang berkaitan dengan hak pemain itu sudah menjadi tanggung jawab manajemen," kata Tatang dikutip dari laman klub Arema FC.
Menurut Tatang, "Yang harus dilakukan pemain saat ini adalah fokus pada pemilihan mental, karena kita tahu itu tidak mudah dan harus dilakukan bertahap melalui program latihan yang sudah disusun oleh tim pelatih."
Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 135 orang meninggal menjadi peristiwa kelam bagi sepak bola Indonesia. Peristiwa itu menimbulkan trauma untuk para pemain Arema FC yang harus menjadi saksi meninggalnya beberapa suporter di dalam ruang ganti pemain.
Manajemen tim berjuluk Singo Edan pun mencoba memberikan pendampingan psikologis bagi para pemainnya agar bisa kembali beraktivitas secara normal. Manajemen juga berencana membentuk tim gugus tugas yang beranggotakan kalangan profesional untuk memberikan rekomendasi revitalisasi struktur Arema FC. "Melalui rekomendasi dari tim gugus tugas tersebut, diharapkan pengelolaan tim Arema FC bisa lebih profesional," ujar Tatang.
Sementara itu, Arema FC masih harus fokus untuk penanganan program tanggap darurat Tragedi Kanjuruhan. Penanganan korban-korban Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 masih belum seluruhnya terselesaikan.
Manajemen Arema FC pun masih harus bekerja untuk mendistribusikan bantuan dan santunan kepada para korban Tragedi Kanjuruhan. Selain itu, Arema FC juga tengah fokus dalam mendukung percepatan Kongres Luar Biasa atau KLB PSSI demi kebaikan sepak bola Indonesia.
Mundurnya Gilang dari kursi presiden Arema FC menuai sorotan
Mundurnya Gilang Widya Pramana sebagai Presiden Arema FC mendapat sorotan. Pengamat sepak bola, Mohamad Kusnaeni, menilai mundurnya keputusan Juragan 99, nama lain Gilang, menjadi peringatan bagi pengelola sepak bola di Indonesia. "Ini tentu jadi kabar yang mengecewakan bagi banyak kalangan, terutama pendukung Arema FC," ucap Kusnaeni.
"Karena selama dipegang Juragan 99, Arema FC punya banyak kemajuan dari segi prestasi, dari segi pengelolaan klub, kesejahteraan pemain juga perhatian terhadap pemain dan pelatih yang sangat baik. Di sisi lain, mundurnya Juragan 99 ini jadi pelajaran berharga bagi sepak bola Indonesia," ujar dia menambahkan.
"Kita seharusnya bisa melibatkan lebih banyak orang seperti Juragan 99 dengan tidak hanya yang sebentar, namun dengan jangka waktu lama menangani klub, karena itu memberikan dampak yang signifikan. Itu jadi peringatan bagi pengelola dunia sepak bola Indonesia, baik itu PSSI juga operator kompetisi," kata Kusnaeni.
Baca juga: Lapor ke FIFA Soal Percepatan KLB, PSSI Berharap dapat Rekomendasi Secepatnya