TEMPO.CO, Jakarta - Tidak sembarangan bola dapat diproduksi dan dipakai dalam suatu laga akbar turnamen sepak bola. Perlu diketahui bahwa bola yang dibuat haruslah mendapatkan lisensi FIFA terlebih dahulu. Artinya, bola tersebut sudah melewati standar baku yang ditetapkan.
Ada delapan tes uji kelayakan untuk menentukan suatu bola sudah sesuai standar, di antaranya meliputi circumference, sphericity, rebound, water absorption, weight, loss of pressure, shape and size retention, dan balanced.
Berikut penjelasannya berdasarkan FIFA Quality Programme for Footballs (outdoor, futsal and beach soccer footballs):
Tahap Satu: Circumference
Tahap circumference merupakan langkah pertama untuk menguji kesempurnaan lingkaran bola. Caranya adalah dengan melakukan dengan melihat nilai rata-rata berdasarkan sumbu yang berbeda dari pengukuran. Tes ini dilakukan oleh mesin uji bernama Circle dan Sphericity Measuring System atau disingkat CSM. Nantinya mesin ini akan dikombinasikan dengan PC biasa dan paket perangkat lunak CSM. Kemudian CSM akan menunjukkan secara rinci penanganan, kalibrasi, dan pengukuran seluruh sistem pengujian.
Tahap Dua: Sphericity
Tahap sphericity merupakan langkah untuk menguji kestabilitasan bola ketika berada di udara. Prinsip dari tes kelayakan ini ialah untuk menganalisis seberapa bulat sepak bola dengan rata-rata beberapa pengukuran jari-jari bola. Sama dengan sebelumnya, tes ini menggunakan mesin CSM untuk menjalankan pengujian yang dioptimalkan prosedur dan memberikan hasil akhir untuk FIFA Quality Pro.
Tahap Tiga: Rebound
Ketiga adalah uji tes kelayakan rebound yang dilakukan untuk menguji pantulan bola. Dalam tahap ini, bola sampel akan dijatuhkan bebas di udara dengan kecepatan yang sudah ditentukan.
Selanjutnya bola yang menyentuh permukaan pada titik-titik tertentu di tengah panel akan didistribusikan di atas permukaan bola. Panel akan dipilih sedemikian rupa sehingga jumlah titik pengujian merata pada berbagai bentuk panel.
Setelah pantulan pertama, kamera dipindahkan ke ketinggian yang kira-kira sama, dan ketinggian di atas landasan dicatat. Setiap kesalahan paralaks yang disebabkan oleh perbedaan antara ketinggian pantulan dan tinggi kamera dikoreksi secara matematis selama evaluasi hasil.
Tahapan ini akan dibantu oleh perangkat kamera video untuk menentukan ketinggian pantulan dari sisi bawah bola. Pengukuran akustik juga dimungkinkan sebagai cara pengukuran alternatif.
Tahap Empat: Water absorption
Tahap keempat adalah water absorption. Tes ini dilakukan demi menguji tingkat ketahanan bola terhadap air. Caranya dengan menempatkan bola dalam wadah yang berisikan air. Lalu bola dikompresi ke dalam air dengan menggunakan piston pneumatik dan dibiarkan meresap ke dalam air.
Piston pneumatik variabel ini mampu mengompresi ke berbagai kedalaman. Hal tersebut membuat bola dapat berputar ke berbagai arah antara kompresi, di mana satu putaran penuh dalam sekitar 20 kompresi.
Dengan demikian, permukaan sepak bola yang lengkap bersentuhan dengan air selama pengujian. Terakhir bola ditimbang kembali setelah 250 siklus kompresi dan dibandingkan dengan nilai penimbangan semula.
Tahap Lima: Weight
Tahapan tes uji kelayakan kelima dinamakan dengan weight, yaitu menguji berat bola. Pada tahap ini mesin perlu mencapai kompresi 25 persen dari diameter sepak bola yang diuji. Selain itu, pistonnya pun perlu memiliki frekuensi paling sedikit 40 kompresi per menit.
Masing-masing sampel dikondisikan dan ditimbang menggunakan timbangan elektronik seperti yang didefinisikan dalam FIFA Footballs Test 05. Hasil dari nilai tersebut nantinya dibulatkan menjadi satu desimal. Setiap nilai tunggal harus termasuk dalam persyaratan.
Tahap Enam: Loss of Pressure
Tahap keenam adalah loss of pressure. Tes ini adalah cara untuk menguji apakah bola kehilangan udara selama permainan atau tidak. Selain itu, tes ini mengukur perbedaan tekanan dari waktu ke waktu. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa bola tidak mengempis terlalu cepat.
Setelah uji nilai penimbangan, sampel disesuaikan untuk memastikan tekanan udara sesuai 2.1.2 dari manual ini. Sampel kemudian disimpan selama 72 jam (+ 30 menit 0 menit). Tekanan kemudian diukur kembali untuk mendapatkan hasil tersebut.
Tajap Tujuh: Shape and Size Retention
Ketujuh adalah shape and size retention dengan menguji apakah berat dan ukuran bola berubah atau tidak selama permainan. Caranya dengan menembakkan bola berulang kali oleh kanon ke permukaan logam sebelum secara otomatis dikembalikan ke kanon.
Jumlah siklus mensimulasikan penggunaan selama periode waktu tertentu. Sampel yang aus kemudian dapat diperiksa ulang untuk ukuran dan bentuknya untuk memastikan tidak berubah secara signifikan dengan penggunaan.
Nilai keliling, kebulatan, dan tekanan dibandingkan dengan nilai dari tes sebelumnya menurut Tes Sepak Bola FIFA 01, 02 dan 06. Selisih antara nilai yang diperoleh setelah tes penembak dan sebelum itu dilambangkan sebagai perubahan mutlak untuk keliling dan tekanan dan persentase untuk kebulatan.
Tahap Delapan: Balance
Tahap kedelapan dinamakan balance yang digunakan untuk melakukan tes keseimbangan bola. Sebenarnya tes keseimbangan ini dikhususkan untuk bola futsal dalam mengukur seberapa lurus bola menggelinding di sepanjang permukaan datar.
Sampel bola lalu dikondisikan dan digulung ke bawah permukaan miring yang sudah ditentukan. Biasanya akan mengarahkan bola ke meja. Sudut di mana bola menggelinding di atas meja berukuran akan diambil rata-ratanya.
FATHUR RACHMAN
Baca juga: Tiga Bola Resmi Piala Dunia Buatan Indonesia