TEMPO.CO, Jakarta - Ahli fisiologi Mike Tipton menilai para pemain berisiko menderita serangan panas (heat stroke) selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar. Menurut dia, akan menjadi keputusan yang buruk apabila tetap memutuskan bermain atau berlatih dalam suhu tinggi di Qatar.
Dengan suhu di atas 30 derajat Celcius di Doha, para pemain timnas Wales menjadwal ulang sesi latihan mereka pada hari Kamis, 17 November 2022. Tim pelatih memindahkan sesi latihan dari sore ke malam saat cuaca lebih dingin.
Qatar punya suhu yang panas dan lembap sepanjang tahun ini, tetapi cuaca kemungkinan akan mendingin pada 20 November-18 Desember 2022. Piala Dunia akan berlangsung hingga akhir musim gugur sekaligus menandai penyelenggaraan di luar slot reguler pada Juni dan Juli.
"Kami berkeringat hanya dengan berjalan-jalan di sekitar hotel. Kami pergi jalan-jalan pagi ini sekitar pukul 11.00 dan cuaca sangat hangat," kata penyerang Wales Mark Harris dikutip dari Reuters.
Menurut Tipton, seorang profesor fisiologi manusia dan terapan di Universitas Portsmouth Inggris, bermain di suhu yang sangat panas tidak hanya memengaruhi fungsi fisiologis pemain tetapi juga psikologis. "Efeknya berkisar dari pingsan karena tidak dapat berolahraga hingga serangan panas, yang merupakan kondisi medis yang serius," kata Tipton.
"Ada aspek lain, yaitu ketika orang menjadi panas, mereka cenderung membuat keputusan yang buruk. Mereka mungkin memutuskan untuk berolahraga lebih keras, yang dapat mempercepat masalah mereka dengan panas," kata dia menambahkan.
Baca juga: Kata Virgil van Dijk Setelah Timnas Belanda Temui 20 Pekerja Migran di Qatar
Tipton pun mengatakan bahwa manajer dapat dipaksa untuk mengubah gaya bermain tim mereka untuk mengantisipasi serangan panas. Pelatih dapat memilih untuk bermain dengan kecepatan yang jauh lebih lambat. "Anda tidak perlu khawatir kepanasan jika bermain sepak bola di Manchester atau Liverpool," kata dia.
"Tetapi jika Anda bermain di Eropa selatan atau Amerika Selatan, maka gaya permainan harus berubah karena Anda harus mengakomodasi fakta bahwa Anda tidak dapat berlari selama 90 menit pada level yang akan membuat Anda kewalahan," kata Tipton menjelaskan.
Namun para pemain bisa mendapatkan kelegaan selama hari pertandingan dengan delapan stadion tuan rumah diatur dengan fitur pengondisi udara atau air conditioner. "Lebih baik bermain sepak bola di udara 20 derajat daripada di udara 30 derajat. Tidak diragukan lagi," kata Tipton.
Baca juga: Di Piala Dunia 2022, Timnas Portugal Butuh Lebih dari Sekadar Cristiano Ronaldo