TEMPO.CO, Jakarta - Pemain Timnas Ghana, Mohammed Kudus, menjadi salah satu bintang muda yang bersinar di Piala Dunia 2022. Pemain Ajax, 22 tahun, ini berhasil mencetak dua gol yang membawa timnya meraih kemenangan atas Korea Selatan 3-2 di laga kedua.
Kudus menjebol gawang Korea Selatan untuk menambah keunggulan Ghana selang sepuluh menit setelah gol Mohammed Salisu pada menit ke-24, sehingga membawa timnya unggul 2-0 di babak pertama.
Pemain jebolan akademi Right to Dream itu kembali mencetak gol keduanya pada menit ke-68, untuk membawa Ghana kembali unggul setelah pemain Korea Selatan, Cho Gue-sung mencetak dua gol beruntun dalam tiga menit (58' dan 61') untuk menyamakan kedudukan.
Kemenangan ini membuat Ghana naik ke posisi kedua klasemen Grup H, menempel Portugal yang sudah memastikan ke babak 16 besar dengan dua kemenangan beruntun. Hasil itu juga menjadi momen kebangkitan Black Stars yang sebelumnya kalah 3-2 saat menghadapi Cristiano Ronaldo dan rekan-rekannya di laga pertama.
Pemain Ghana Mohammed Kudus mencetak gol ketiga pada laga kedua Grup H antara Korea Selatan vs Ghana di Stadion Education City, Al Rayyan, Qatar, 28 November 2022. REUTERS/Matthew Childs
Kudus menjadi pemain andalan pelatih Otto Addo. Saat menghadapi Korea Selatan, dia ditempatkan di sayap kanan. Sebelumnya, ketika melawan Portugal, dia ditempatkan di sisi kiri. Di mana pun dipasang, pemain yang sejatinya berposisi sebagai gelandang serang ini selalu tampil tak mengecewakan.
Mantan gelandang Ghana, Derek Boateng, menyebut bahwa Kudus adalah perwujudan dari tipe pemain baru, produk salah satu akademi terbaik di dunia sepak bola. Yang dia maksud bukan Ajax, klub Belanda yang kini dibelanya, melainkan Right to Dream, akademi sepak bola yang berdiri di tempat kelahirannya, Accra. Kini, dia adalah inspirasi bagi anak muda di negaranya.
"Kudus sangat dikenal di sini," kata Boateng kepada Sky Sports. "Setiap kali dia bermain, tidak penting itu Liga Champions atau pertandingan persahabatan, Anda akan melihat semua anak bangun dan menonton Kudur. Mereka hanya ingin dia mencetak gol. Ketika dia mencetak gol, semua orang di semua tempat senang."
Baca Juga: Piala Dunia 2022: Ghana Kalahkan Korea Selatan, Mohammed Kudus Banjir Pujian
Derek Boateng. Reuters
Boateng yang kini bekerja di akademi Right to Dream yang terletak di timur Ghana, menuturkan gol Ajax melawan Liverpool pada awal musim ini telah memicu perayaan besar di akademi. Dan, ketika Kudus mencetak dua gol dalam kemenangan atas Korea Selatan di Piala Dunia 2022, itu menggembirakan.
"Ke mana pun Anda pergi di Ghana, nama yang mereka sebut adalah Kudus," kata Boateng.
Pemain berusia 22 tahun itu kini menjadi pahlawan di negaranya. Sebelumnya, Ghana memiliki pahlawan, seperti Tony Yeboah dan Abedi Pele hingga Michael Essien dan Asamoah Gyan.
Dengan dua gol yang dia buat itu, Kudus kini menjadi pencetak gol terbanyak Ghana di Piala Dunia Qatar sejauh ini. Dia pun berpeluang menambah koleksi golnya karena timnya masih akan memainkan laga terakhir penyisihan grup. Apalagi, jika Ghana mampu lolos ke fase gugur, pemain Ajax ini akan memiliki kesempatan lagi untuk mencetak gol untuk negaranya.
Apa kelebihan Kudus?
Boateng mengungkapkan sejumlah kualitas yang dimiliki Kudus yang membuat pelatih bisa memberikan kepercayaan kepadanya.
"Pelatih harus menemukan seseorang untuk membangun tim yang bisa dipercayai," kata mantan pemain Fulham ini. "Itu Kudus."
"Yang saya suka adalah kepercayaan dirinya. Dia turun kelapangan dan dia menunjukkan kepada dunia, ini Kudus. Dia memberikan rasa hormat setelah pertandingab, tetapi selama pertandingan, dia tampil habis-habisan."
"Saya suka keberaniannya dalam menguasai bola. Dia kuat. Dia adalah paket total dan saya sangat senang pelatih mengakui itu."
"Dia baru berusia 22 tahun dan memiliki dua atau tiga Piala Dunia setelah ini. Tapi, dia adalah orang penting sekarang. Itu mencerminkan kemampuan dan karakternya."
Perjalanan Kudus dari Rigth to Dream sampai Ajax
Pemain Ajax Amsterdam, Mohammed Kudus melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Liverpool dalam penyisihan grup A Liga Champions di Anfield, Liverpool, Inggris, 12 September 2022. Reuters/Ed Sykes
Kudus yang bergabung dengan akademi Right to Dream yang berada di Ghana, sejak berusia 10 tahun. Pemain kelahiran 2 Agustus 2000 itu kemudian pindah ke benua Eropa, Denmark, saat usianya 18 tahun.
Dia bergabung dengan klub FC Nordsjaelland, statusnya bebas transfer. Salah satu pemilik klub Divisi Pertama di Denmark itu adalah Tom Vernon, mantan pencari bakat Manchester United di Afrika, yang menjadi pendiri akademi Right to Dream pada 1999.
Dua tahun bermain di FC Nordsjaelland, dia kemudian pindah ke Ajax pada musim panas 2020. Dia direkrut dengan kontrak jangka panjang sampai 30 Juni 2025. Saat itu, klub Belanda tersebut di bawah asuhan Erik ten Hag, yang kini melatih Manchester United.
Penampilannya yang mengesankan di Piala Dunia 2022 Qatar ini bisa membuat Mohammed Kudus menjadi target incaran klub-klub top Eropa. Terlebih, setelah gelaran turnamen sepak bola ini, jendela transfer Januari akan terbuka.
SKY SPORTS, TRANSFERMARKT