TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Glazer, pemilik dari klub raksasa Inggris Manchester United mengungkapkan keinginannya untuk menjual klub sejak 23 November 2022 lalu. Sejak lama, Keluarga pemilik klub setan merah tersebut telah menjadi tokoh Antagonis bagi beberapa fans United. Apa alasannya?
Sekilas Mengenai Keluarga Glazer
Mengutip dari Tempo, keluarga Glazer telah menjadi pemilik MU sejak 2005, setelah Malcom Glazer membeli mayoritas saham MU atau 90 persen melalui Red Football Ltd.
Baca : Sir Jim Ratcliffe Penggemar, Lama yang Berminat Memiliki Manchester United
Pada 2014 ketika Malcom meninggal, kepemilikan sahamnya tersebut dibagi pada enam anaknya yang bernama Joel, Avram, Darcie, Bryan, Kevin dan Edward Glazer. Namun yang menjadi penanggung jawab atas pengelolaan club hanyalah Joel dan Avram. Keduanya bahkan sudah mengelola klub sejak April 2006, saat mereka menggantikan Malcom yang saat itu sedang menderita penyakit stroke.
Keluarga Glazer adalah salah satu konglomerat asal Amerika Serikat. Malcom Glazer merupakan pria kelahiran New York tahun 1928. Malcom memulai usahanya sebagai penjual jam tangan di Amerika, kemudian merambah ke bisnis-bisnis lainnya.
Kekayaan Glazer cepat membengkak karena ia piawai berinvestasi. Ia memulai investasinya dengan membeli National Bank of Savanah di New York pada 1963. Lalu berlanjut ke investasi lainnya, seperti real estate, stasiun televisi, dan perusahaan kesehatan.
MU dimiliki lewat perusahaan milik Malcom bernama First Allied Corporation. Perusahaan itu juga memiliki sebuah tim American Football Tampa Bay Buccaners, menggantikan pemilik sebelumnya yang meninggal pada 1995.
Alasan Membenci Glazer
Ketika saham dibeli oleh Malcom Glazer, Manchester United sedang berada dalam kondisi terbaik mereka. Mereka juga mampu memenangkan banyak sekali trofi di bawah arahan manajer handal Sir Alex Ferguson.
Keberuntungan mereka kemudian habis seiring pensiunnya Ferguson pada 2013. Manajemen silih berganti datang, tapi trofi tak juga datang. Glazer kemudian dianggap bersalah karena menerapkan pola belanja yang membuat klub itu tak lagi mampu membeli pemain super seperti sebelumnya.
Pengelolaan klub di bawah Glazer juga menjadi sorotan fans. Mereka kecewa melihat MU yang tadinya bebas hutang kini memiliki hutang hingga Rp 10 triliun. Hutang tersebut terjadi karena pembelian club kala itu disokong oleh peminjaman dana dari aset klub.
Penggemar beranggapan bahwa Glazer hanya menjadikan MU sebagai mesin pencetak uang, guna menutupi hutang-hutang tersebut. Mereka lebih kecewa karena pada saat sama prestasi MU terus merosot. Klub langganan juara itu bahkan sempat berkutat di papan tengah klasemen Liga Inggris dan kesulitan mencapai Liga Champions.
Gerakan Love United Hate Glazers (LUHG) dan Tuntutannya
Melansir dari bleacherreport.com, kampanye stiker "Love United Hate Glazers" atau yang disingkat dengan LUHG yang telah berlangsung beberapa waktu lalu menjadi satu-satunya kampanye yang menonjol untuk menyingkirkan Glazers.
Gerakan LUHG ini bahkan telah dituangkan dalam seragam sepak bola eksklusif yang didesain dengan warna "hijau dan emas" dari Newton Heath dan gerakan protes anti-Glazer. Didesain dengan warna setengah-setengah dari kit abad kesembilan belas Newton Heath, dan kemudian diadopsi oleh Umbro sebagai kit ketiga United pada awal 1990-an.
Seragam tersebut juga menampilkan lencana bordir bertuliskan N & H yang saling terkait dan kata-kata "Newton Heath Lancashire dan Kereta Api Yorkshire", nama klub sebelum berubah menjadi Manchester United. Baju ini diproduksi oleh Sigur Sportswear khusus untuk TShirtsUnited.
Mengutip dari mirror.co.uk, kelompok ini memiliki sejumlah tuntutan pada Keluarga Glazers selaku pemilik klub, yakni :
1. Secara sukarela dan terbuka terlibat dan mempromosikan peninjauan sepak bola yang dipimpin oleh penggemar yang diprakarsai oleh pemerintah dan menggunakan ini sebagai kesempatan untuk menyeimbangkan kembali struktur kepemilikan saat ini demi kepentingan pendukung
2. Segera menunjuk direktur independen ke dewan yang tujuan utamanya adalah melindungi kepentingan klub sebagai klub sepak bola, bukan pemegang sahamnya
3. Bekerja dengan Kepercayaan Pendukung Manchester United dan pendukung secara lebih luas untuk menerapkan skema pembagian yang dapat diakses oleh semua orang dan yang memiliki hak suara yang sama seperti yang dimiliki oleh keluarga Glazer. Jika selera ada di antara penggemar maka Anda harus menyambut, dan tidak menentang, kepemilikan saham Keluarga Glazer dikurangi menjadi minoritas atau bahkan dibeli sama sekali.
4. Berkomitmen untuk berkonsultasi penuh dengan pemegang tiket musiman tentang perubahan signifikan apa pun pada masa depan klub kami, termasuk kompetisi tempat kami bermain.
Konfrontasi antara penggemar dan pemilik klub ini entah kapan berakhir. Namun sepertinya pendukung MU mulai menemukan harapan setelah beredar kabar jika Setan Merah akan dibeli oleh Sir Jim Ratcliffe, konglomerat Inggris dengan kekayaan mencapai 15,6 miliar dolar Amerika Serikat.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca : Menilik Kekayaan Jim Ratcliffe, Konglomerat yang Berminat Membeli MU
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.