TEMPO.CO, Jakarta - Everton resmi memecat manajer Frank Lampard setelah sejumlah penampilan buruk di Liga Inggris. Rentetan hasil buruk tersebut membuat klub berjuluk The Toffess itu berada dalam persaingan untuk keluar dari zona degradasi.
Pertandingan terakhir Lampard sebagai pelatih terjadi saat kekalahan 2-0 melawan West Ham United pada hari Sabtu lalu. Duel tersebut adalah duel sesama papan bawah. Kekalahan dari West Ham United membuat mereka berada di urutan kedua terbawah dengan 15 poin setelah 20 pertandingan atau dua poin di bawah zona aman.
Pemecatan Lampard terjadi setelah pemilik Everton Farhad Moshiri menghadiri pertandingan pertamanya sejak Oktober 2021. Ini adalah kekalahan ketiga berturut-turut Everton di Liga Inggris.
Berbicara kepada Sky Sports News setelah kekalahan dari The Hammers itu, Moshiri mengatakan bahwa pemecatan Lampard bukanlah keputusannya. Padahal saat itu, Lampard mencoba berfokus pada tantangan untuk memperbaiki timnya setelah kekalahan beruntun.
"Adalah tugas saya untuk bekerja dan fokus dan tetap rendah hati. Saya memiliki keyakinan mutlak tentang bagaimana saya ingin melatih. Saya hanya harus melakukan pekerjaan saya dan, bukan tugas saya untuk membuat banyak pengalihan daripada berbicara tentang apa yang dapat saya ubah. Itu adalah para pemain dan saya mencoba untuk mendapatkan hasil yang tepat," kata Lampard.
Tim asal Merseyside terkapar di bawah mantan pemain timnas Inggris tersebut. Lampard dan Everton terakhir kali memenangkan pertandingan pada Oktober ketika mereka mengalahkan Crystal Palace 3-0 pada laga kandang.
Lampard ditunjuk Everton pada Januari 2022 setelah ia menangani Chelsea pada 2019-2021 dan Derby County di kasta kedua pada 2018-19. Laki-laki berusia 44 tahun itu dipecat sebagai manajer Chelsea pada Januari 2021. Ia kembali setelah pensiun sebagai pemain dan pemegang rekor mencetak gol.
Dia mengambil alih di Everton setelah klub Merseyside berpisah dengan Rafael Benitez. Ia digadang-gadang klub yang bermarkas di Goodison Park untuk menghidupkan kembali kejayaan klub sebelumnya. Tugas utama Lampard saat itu adalah menyelamatkan Everton dari degradasi. Ia berhasil menunaikan tugasnya.
Setelah menjual striker Brasil Richarlison ke Tottenham Hotspur, Everton memulai musim ini dengan kekalahan beruntun. Setelahnya, Everton melanjutkan enam pertandingan tak terkalahkan yang memicu optimisme publik The Toffees.
Namun, sejak mengalahkan Southampton pada 1 Oktober, Everton tampil buruk dengan skuad Lampard terlihat sangat kekurangan opsi menyerang. Hasil imbang di Manchester City pada Malam Tahun Baru membuat Lampard dan timnya menuai pujian. Namun, harapan untuk keluar dari zona degradasi dihancurkan oleh tiga kekalahan liga berturut-turut.
Everton akan menjalani laga sulit di Liga Inggris pada awal Februari. Mereka akan menjamu pemimpin klasemen Liga Inggris sementara, Arsenal, pada 4 Februari diikuti oleh derby Merseyside di Liverpool pada 13 Februari.
REUTERS | SKYSPORTS
Baca juga: Timnya Terpuruk di Zona Degradasi, Frank Lampard Masih Yakin Dia Pelatih yang Tepat untuk Everton