TEMPO.CO, Jakarta - Mantan anggota Dewan FIFA Moya Dodd mengecam penunjukan supermodel asal Brasil, Adriana Lima, oleh FIFA sebagai duta Piala Dunia Wanita 2023. Dodd mengatakan penunjukan itu membingungkan dan mengirimkan pesan yang salah kepada para pemain dan penggemar.
Dalam pernyataan yang dilansir pada Senin lalu, FIFA menyebutkan bahwa Lima akan bertugas mengembangkan, mempromosikan, dan berpartisipasi dalam beberapa prakarsa global dalam perannya sebagai duta penggemar global pertama FIFA.
Dodd, mantan pemain timnas sepak bola putri Australia, mengatakan penunjukan Lima kurang dari lima bulan sebelum turnamen adalah “tuli nada”. Dodd bertugas di komite untuk upaya Australia dan Selandia Baru menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2023.
"Pada awalnya, citra publik model tampak aneh untuk sebuah organisasi yang mengatakan ingin memberdayakan anak perempuan dan perempuan," tulis Dodd, salah seorang perempuan pertama yang bertugas di FIFA, dalam sebuah unggahan di LinkedIn, Rabu, 1 Maret 2023.
"Saya bertanya apakah duta besar FIFA akan menyampaikan pesan tentang citra tubuh, kesehatan, dan makan sehat,” ujar Dodd. "Apa yang akan diwakili oleh duta besar ini kepada populasi besar dan terus bertambah dari para pemain dan penggemar #womensfootball yang aspiratif dan menyukai permainan ini, karena (itu) menunjukkan kepada kita seperti apa pemberdayaan dan kesetaraan itu?”
Dodd, anggota Dewan FIFA dari 2013 hingga 2016, juga merujuk pada komentar yang dibuat Lima dalam wawancara pada 2006 dengan majalah GQ di mana dia mengatakan aborsi adalah "kejahatan".
FIFA tidak segera menanggapi permintaan komentar. Humas Lima, Laurent Boye, mengatakan sikap Lima telah berubah dalam 17 tahun sejak dia membuat komentar tersebut.
"Kami dengan bangga dapat mengatakan bahwa Nona Lima telah mempromosikan gaya hidup sehat selama beberapa tahun dan, seperti banyak orang, posisinya dalam banyak masalah LGBTQIA+ dan perempuan telah berkembang dan dia dianggap sebagai sekutu," kata Boye dalam sebuah pernyataan.