TEMPO.CO, Jakarta - Klub Liga Inggris Tottenham Hotspur akhirnya resmi mendepat pelatih Antonio Conte. Pemecatan dilakukan Minggu, 26 Maret 2023, delapan hari setelah Sang Pelatih mengumbar amarah secara terbuka di hadapan pers menyusul hasil imbang di markas Southampton.
Tottenham sempat unggul dua gol saat melawan Southampton, namun akhirnya harus puas dengan skor akhir 3-3. Hasil tersebut membuat Spurs tetap berada di urutan keempat dalam klasemen tetapi hanya unggul dua poin dari Newcastle United yang masih memiliki dua pertandingan tertunda.
Setelah laga itu, Conte, yang kontraknya akan berakhir pada Juni, menyampaikan serangan verbal pedas kepada para pemainnya, menuduh mereka egois. Ia jiga mengkritik pemilik klub soal kebijakan transfer klub.
Sejak "ledakan emosi" itu, media Inggris menyebut Conte sudah tinggal menanti waktu untuk dipecat. Terlebih secara performa, timnya juga tak terlalu menggembirakan. Meksi masih berpeluang finis empat besar Liga Inggris, Tottenham sudah tersingkir dari babak 16 besar Liga Champions dan kandas di Piala FA setelah disingkirkan tim kasta kedua Sheffield United.
Kini, klub akhirnya resmi mengumumkan pemecatan Conte, yang diangkat pada November 2021 menggantikan Nuno Espirito-Santo.
"Kami dapat mengumumkan bahwa pelatih kepala Antonio Conte telah meninggalkan klub dengan kesepakatan bersama," kata Ketua Daniel Levy dalam sebuah pernyataan.
"Kami mencapai kualifikasi Liga Champions di musim pertama Antonio di Klub. Kami berterima kasih kepada Antonio atas kontribusinya dan mendoakan yang terbaik untuk masa depannya."
“Cristian Stellini akan menangani tim sebagai pelatih kepala untuk sisa musim ini, bersama dengan Ryan Mason sebagai asisten pelatih kepala."
"Kami memiliki 10 pertandingan Premier League tersisa dan kami harus berjuang untuk tempat Liga Champions. Kami semua harus bekerja sama. Setiap orang harus melangkah untuk memastikan finis setinggi mungkin untuk Klub kami dan pendukung setia yang luar biasa."
Tersingkir dari Liga Champions mengakhiri harapan Tottenham meraih trofi. Hal itu sekaligus memperpanjang penantian gelar juara menjadi 15 tahun. Mereka terakhir kali mendapatkan trofi pada 2008 ketika menjuarai Piala Liga dengan mengalahkan Chelsea.
Conte, yang merupakan mantan manajer Juventus dan Chelsea, bekerja luar biasa untuk Spurs pada musim lalu. Ia membawa klub itu ke Liga Champions dengan mengalahkan Arsenal di posisi keempat. Tapi, mereka mengalami kemunduran pada musim ini. Pada saat sama, gaya sepak bola yang ditunjukkan juga telah dikiritk suporter.
Ketegangan dan situasi menekan yang muncul tampaknya membekas di benak pelatih asal Italia itu dan menyebur menjadi kemarahan setelah laga melawan Southampton. Ia mengkritik pemilik klub yang dianggap tak mendukung dengan kedalaman skuad. pelatih ini juga mengkritik para pemainnya yang dinilai kurang semangat saat tampil.
Pernyataan Conte itu terbukti menjadi pukulan terakhir dan kembali mewarnai akhir pahit rentetan hubungan yang tegang antara klub yang kurang berprestasi dengan deretan manajer kelas A lainnya. Spurs juga memecat Jose Mourinho dua tahun lalu, yang didatangkan untuk menggantikan Mauricio Pochettino yang sangat populer namun dipecat pada 2019 hanya beberapa bulan setelah memimpin klub ke final Liga Champions.
Tottenham selanjutnya akan mengunjungi Everton pada 5 April. Pelatih yang baru dipecat Bayern Munchen Julian Nagelsmann disebut-sebut jadi calon kuat pengganti Conte.
REUTERS
Pilihan Editor: Inggris Kalahkan Ukraina 2-0 di Kualifikasi Euro 2024
Ingin lebih terhubung dan berdiskusi langsung dengan redaksi Bola dan Sport? Mari bergabung di grup Telegram Olahraga Tempo. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.