TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA), Jibril Rajoub, mengecam keras serangan gas air mata oleh pasukan pendudukan Israel di Stadion Internasional Faisal Al Husseini di Kota Al-Ram, sebelah utara Kota Yerusalem pada Kamis malam, 30 Maret 2023.
Pasukan pendudukan Israel masuk ke stadion dan menembakkan gas air mata ke lapangan dan ke tribun. Insiden itu menghentikan pertandingan final Piala Abu Ammar selama satu jam karena sejumlah pemain dan penggemar lemas akibat menghirup gas.
Rajoub menggambarkan serangan itu sebagai serangan terencana. "Itu dimaksudkan untuk membahayakan nyawa rakyat kami dan nyawa para pemain kami dan bahwa itu adalah noda di pendudukan Israel," kata dia dikutip dari WAFA News Agency pada 31 Maret 2023.
Serangan Israel tampaknya tidak beralasan. Otoritas pendudukan Israel belum mengeluarkan pernyataan terkait insiden tersebut. Belum ada yang menyatakan bertanggung jawab atas perintah kepada pasukan untuk menyerang pemain dan penggemar di dalam stadion.
Rajoub menegaskan bahwa, "PFA akan menjangkau seluruh dunia, termasuk Asosiasi Sepak Bola Asia dan Internasional, untuk mengakhiri praktik terorisme terhadap olahraga dan atlet Palestina."
Dia menekankan bahwa serangan Israel yang tidak beralasan di stadion bukti kejahatan pendudukan Israel terhadap Palestina. "Kami percaya bahwa bukti ini dapat menjadi dasar untuk menghadapi kejahatan pendudukan terhadap rakyat kami dan terhadap olahraga oleh para neo-Nazi ini," kata Rajoub.
Stadion Internasional Faisal Al Husseini adalah kandang Timnas Palestina. Piala Abu Ammar dinamai menurut nama mantan presiden Palestina Yasser Arafat yang merupakan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dari tahun 1969 hingga 2004 serta Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA) dari tahun 1994-2004.
Final Piala Abu Ammar mempertemukan dua tim unggulan Liga Utama Tepi Barat, Jabal Al Mukkabber dan Balata FC. Sekitar pukul 10 malam, dua kendaraan lapis baja Israel masuk ke stadion. Tentara Israel keluar dari kendaraan dan mulai menembakkan gas air mata dari balik tembok. Pertandingan dihentikan untuk menyelamatkan pemain dan suporter yang terluka termasuk perempuan dan anak-anak.
INSIDE WORLD FOOTBALL | WAFA