TEMPO.CO, Jakarta - Real Madrid telah membalas tuduhan dari Presiden Barcelona Joan Laporta bahwa Los Balncos secara historis disukai oleh wasit Spanyol dengan mengunggah video yang menyoroti hubungan Barca dengan mantan pemerintahan diktator Francisco Franco.
Laporta membuat tuduhan pada hari Senin selama pembelaan yang berapi-api atas perilaku Barcelona dalam melakukan pembayaran sebesar 7 juta euro atau sekitar Rp 114 miliar selama 17 tahun kepada mantan Wakil Presiden Komite Wasit Spanyol, Jose Maria Enriquez Negreira.
Pengadilan sedang menyelidiki kasus skandal wasit berupa pembayaran yang dilakukan ke perusahaan Negreira antara 2001 dan 2018 dan Madrid telah secara resmi meminta untuk berpartisipasi dalam kasus tersebut.
"Kita semua tahu (Real Madrid) diuntungkan oleh keputusan wasit, secara historis dan saat ini," kata Laporta dalam konferensi pers selama dua jam pada Senin lalu. "Itu adalah klub yang telah dianggap sebagai tim rezim (Franco).”
Laporta mengatakan bahwa selama tujuh dekade sebagian besar presiden komite wasit adalah mantan anggota, mantan pemain, atau mantan direktur Real Madrid.
“Selama 70 tahun, orang-orang yang memilih siapa yang memberikan keadilan di lapangan bermain adalah orang-orang yang terhubung dengan Real Madrid. Bagi mereka, untuk mengklaim mereka merasa dirugikan, adalah latihan sinisme yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Madrid menanggapi tudingan Laporta itu dengan video yang dipublikasikan di media sosial pada hari Senin, menanyakan tentang tim rezim mana yang dimaksud Laporta.
Video berdurasi empat menit itu merinci serangkaian peristiwa yang melibatkan Barcelona selama kediktatoran Franco—yang berlangsung dari 1939 hingga kematiannya pada 1975—termasuk peresmian stadion Camp Nou mereka oleh menteri pemerintah, dan klub itu menganugerahi Franco dengan medali.
Kedua klub Liga Spanyol itu telah bekerja sama erat dalam beberapa tahun terakhir untuk mendukung usulan Liga Super Eropa yang akan memisahkan diri. Namun, sumber mengatakan kepada ESPN bahwa Madrid yakin pertengkaran terbaru ini bisa menandai titik balik dalam hubungan kedua klub.
Madrid melihat serangan Laporta sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari penyelidikan Negreira, kata sumber. Terlepas dari ketegangan, rencana kedua klub sudah ada—seperti Clasico pramusim yang direncanakan musim panas ini di Amerika Serikat—tidak akan terpengaruh, dan juga tidak akan saling mendukung untuk proyek Liga Super.
Selanjutnya