Sebagai anggota pendiri liga pada 1888, Everton hanya menghabiskan empat musim di luar kasta tertinggi—musim 1930-31 dan tiga musim di awal 1950-an. Rekor tak terputus mereka selama 69 tahun sejak 1954 berada di urutan kedua setelah Arsenal (1919) tetapi gelar terakhir dari sembilan gelar liga datang pada tahun 1987 dan trofi terakhir mereka adalah Piala FA kelima 28 tahun lalu.
Everton meraih kesuksesan di pertengahan 1980-an dengan menjuarai divisi satu (sekarang Liga Premier) musim 1984-1985 dan 1986-1987, Piala Winners (1984-1985), serta Piala FA (1983-1984 dan 1994-1995).
Namun, baru-baru ini, klub-klub seperti Bournemouth, Brentford, dan Brighton, yang selama lebih dari satu abad jauh dari sorotan, tiba-tiba mengejar dan dengan cepat menyusul Everton.
Sejak Farhad Moshiri membeli klub enam tahun lalu, lebih dari 700 juta pound atau sekitar Rp 12,9 triliun telah dihabiskan untuk membeli pemain dengan hasil yang sangat buruk. Pengeluaran serupa terjadi untuk stadion baru.
REUTERS
Pilihan editor: Setelah Argentina, PSSI Ingin Portugal hingga Brasil Jadi Lawan Timnas Indonesia
Ingin lebih terhubung dan berdiskusi langsung dengan redaksi Bola dan Sport? Mari bergabung di grup Telegram Olahraga Tempo. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.