Sundulan Oihan Sancet empat menit memasuki babak kedua membuat Athletic menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Inaki Williams, yang kembali dari memperkuat Ghana di Piala Afrika, dan adiknya, Nico, mencetak gol di 30 menit babak perpanjangan waktu untuk memastikan kemenangan Athletic. Yamal gagal memanfaatkan dua peluang bagi Barca.
“Saya kecewa karena tidak memanfaatkan peluang saat kedudukan 2-2, tetapi tidak ada yang perlu disalahkan pada anak tersebut,” ujar Xavi. “Dia adalah anak berusia 16 tahun yang bermain luar biasa. Dia menciptakan (peluang) sendiri.”
Barca sekarang harus fokus pada La Liga, di mana mereka tertinggal delapan poin dari pemuncak klasemen Girona, dan Liga Champions, dengan pertandingan babak 16 besar melawan Napoli pada Februari, meningkatkan tekanan pada Xavi untuk tampil maksimal di kompetisi tersebut.
“Jika kami tidak bersaing di akhir musim, maka saya harus pergi,” katanya, mengulangi sikap yang diambilnya dalam beberapa pekan terakhir seiring dengan meningkatnya kritik.
"Tetapi hal itu tidak hanya berlaku bagi saya, hal ini juga berlaku bagi semua pelatih. Ini adalah klub besar. Ini adalah Barca. Saya tahu di mana saya berada dan tuntutan yang ada. Kami harus memenangi trofi, atau setidaknya bersaing untuk meraihnya.”
"Malam ini kami berkompetisi. Kami telah berjuang keras dan memberikan segalanya, tapi melawan tim yang sangat bagus. Athletic pantas mendapatkannya. Selamat kepada mereka, inilah sepak bola. Kami akan mencoba membalikkan keadaan di La Liga dan melangkah jauh di Liga Champions,” ujar Xavi.
ESPN
Pilihan editor: Dua Skenario Timnas Indonesia Lolos ke Babak 16 Besar Piala Asia 2023 Malam Ini