TEMPO.CO, Jakarta - Como 1907 memastikan diri promosi ke Serie A Italia 2024-2025. Kehadiran pengusaha asal Indonesia Hartono Bersaudara, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono disebut sebagai salah satu sosok penting di balik keberhasilan klub bangkit dari keterpurukan.
Sebelum berhasil naik ke kasta tertinggi Serie A Italia, Como 1907 sempat terjerembab cukup lama di kompetisi Serie C Italia mulai 2009 hingga 2020. Kala itu, mereka cukup banyak melakukan pergantian pelatih, mulai Antonio Di Bari, Amilcare Rivetti Pietro Porro, hingga Carlo Sabatini. Pada 4 April 2019, kepemilikan Como 1907 kembali diambil alih oleh pengusaha asal Indonesia, oleh Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono melalui salah satu unit perusahaannya, yakni SENT Entertainment Ltd.
Melansir Laprovincia di Como, SENT Entertainment LTD merupakan perusahaan yang bergerak di bidang media dan entertainment di London yang disokong penuh oleh Robert Budi Hartono dan Robert Wijaya Suwanto. Hartono Bersaudara pun membeli saham Como 1907 dengan banderol sekitar 850 ribu euro atau sekitar Rp 14,77 miliar. Mereka juga melunasi utang klub sekitar 150 ribu euro atau sekitar Rp 2,59 miliar. Kondisi keuangan klub yang tidak sehat membuat harga jualnya tidak terlalu mahal.
Keseriusan orang terkaya di Indonesia itu dibuktikan lewat investasi infrastruktur olahraga baru, pembangunan akademi secara serius, hingga renovasi stadion. Hasilnya pun langsung terasa. Dalam waktu tiga musim, mereka bisa langsung promosi.
R. Budi Hartono dan Michael Hartono. Forbes
Kisah pembelian Como 1907 oleh konglomerat Indonesia itu diabadikan melalui film dokumenter berjudul "Como 1907: The Real Story" yang tayang di Mola TV. Acara tersebut tak hanya fokus membahas soal klub, tetapi juga kota Como itu sendiri.
Hartono Bersaudara diketahui bagian dari kepemilikan banyak unit bisnis yang bergerak di berbagai bidang. Bank BCA menjadi salah satu yang paling populer. Keluarga Hartono membeli saham Bank BCA usai keluarga Salim kehilangan kendali akbiat krisis ekonomi Asia pada 1997-1998. Selain itu, beberapa unit bisnis lain yang dimiliki mereka adalah perusahaan rokok Djarum, perusahaan properti, seperti Hotel Indonesia, Kempinski, Grand Indonesia, hingga Kempinski Residence. Kemudian ada pula bisnis di bidang lain, seperti elektronik (Polytron), Agribisnis (PT Hartono Planatation Indonesia), menara telekomunikasi (PT Sarana Menara Nusantara Tbk), media (Socer TV, Mola TV), makanan dan minuman (Yuzu, Delizio Caffino), hingga digital (PT Global Digital Niaga).
Total kekayaan keluarga Hartono hingga saat ini mencapai 22,8 US Dollar atau setara Rp 366 triliun. Dengan pencapaian yang diraih Como 1907, mereka kini menjadi orang Indonesia kedua yang bakal memiliki klub tampil di Serie A Italia. Sebelumnya, ada Erick Thohir, yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, memiliki saham di Inter Milan sebesar 31,05 persen tetapi telah dilepas pada 2019.
COMO FOOTBALL, NIA HEPPY LESTARI, HENDRIK KHOIRUL MUHID
Pilihan Editor: Jatuh Bangun Como 1907 yang Dimiliki Konglomerat Indonesia: Sempat Hampir Bangkrut hingga Promosi ke Serie A Liga Italia