TEMPO.CO, Jakarta - Tottenham Hotspur dipastikan gagal lolos ke Liga Champions musim depan. Kekalahan 0-2 dari Manchester City, yang dialami di kandang sendiri, pada laga tunda pekan ke-34 Liga Inggris, Rabu dinihari, 15 Mei 2024, menjadi penyebabnya.
Pelatih Tottenham, Ange Postecoglou, marah dan mempertanyakan mentalitas klub setelah laga itu.
"Tidak, saya pikir 48 jam terakhir telah menunjukkan bahwa fondasi itu cukup rapuh," katanya kepada wartawan.
"Itulah yang saya pikirkan. Saya hanya berpikir bahwa 48 jam terakhir telah mengungkapkan kepada saya. Tidak apa-apa. Itu hanya berarti saya harus kembali ke papan tulis dengan beberapa hal."
Dia menyebut 48 terakhir karena sebelum laga melawan Man City sempat muncul berita bahwa banyak suporter Tottenham yang tak mau timnya menang dalam laga ini karena khawatir Arsenal, yang jadi rival abadi mereka, akan juara.
Bagi Tottenham, ini merupakan kekalahan kelima dari enam pertandingan untuk Tottenham. Ketika ditanya apakah rasa frustrasinya ditujukan kepada para penggemar yang tampaknya merayakan fakta bahwa City, bukan Arsenal, yang kini menjadi favorit juara, Postecoglou membiarkan para pendengarnya menebak-nebak.
"Di luar (klub), di dalam, di mana-mana," katanya. "Ini merupakan latihan yang menarik. Anda dapat membuat penilaian sendiri tentang apa yang terjadi. Saya mengerti. Saya mungkin salah membaca situasi tentang apa yang saya pikir penting dalam upaya Anda untuk menjadi tim juara, tetapi tidak apa-apa. Itulah mengapa saya berada di sini."
Postecoglou mengatakan bahwa ia tidak dapat memahami mengapa ada penggemar Tottenham yang ingin tim mereka kalah melawan City, dengan mengatakan bahwa ia tidak tertarik untuk membanggakan diri di antara dua kelompok penggemar London utara.
Para penggemar Tottenham terlihat tenang meski timnya kalah di laga ini. Mereka bahkan mengeluarkan nyanyian-nyanyian yang mengejek Arsenal setelah City unggul.
Apakah Postecoglou mengerti situasi yang dihadapi suporter itu? "Saya tidak tertarik, sobat. Mungkin saya sudah ketinggalan zaman, tetapi saya tidak peduli, saya hanya ingin menang," kata pelatih asal Australia itu.
"Saya ingin meraih kesuksesan di klub sepak bola ini, itulah mengapa saya didatangkan. Jadi apa yang orang lain rasakan, bagaimana perasaan mereka, dan apa prioritas mereka, sama sekali tidak menarik bagi saya."
Postecoglou mengatakan bahwa timnya kurang disiplin dalam bermain sepak bola dan itu telah menjadi masalah sepanjang musim. Namun, ia tidak mempermasalahkan sikap para pemainnya.
"Kecuali saya menonton pertandingan yang berbeda, kami menyamai tim terbaik di negeri ini selama empat tahun terakhir, kecuali ada yang melihatnya secara berbeda," katanya.
Kekalahan dari Manchester City memastikan Tottenham Hotspur gagal finis di posisi empat besar. Dengan satu laga tersisa mereka ada di urutan kelima dengan nilai 63, tertinggal lima angka dari Aston Villa yang merebut tiket terakhir ke Liga Champions.
REUTERS
Pilihan Editor: Beberapa Kali Ganti Nama, Ini Profil Klub Como 1907 yang Dimiliki Orang Indonesia sejak 2019