Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Separatis Angola: Target Kami Militer Bukan Pemain Bola

image-gnews
Sejumlah polisi Angola mengawal bus yang akan membawa tim nasional Togo meninggalkan Angola kembali ke negeri mereka (11/1).  Togo menarik diri dari Piala Afrika. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Sejumlah polisi Angola mengawal bus yang akan membawa tim nasional Togo meninggalkan Angola kembali ke negeri mereka (11/1). Togo menarik diri dari Piala Afrika. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Iklan
TEMPO Interaktif, Brussel - Pemimpim separatis Angola, Selasa, mengatakan serangan yang dilakukan pada kejuaraan Piala Afrika tempo hari ditujukan kepada militer bukan atlit bola atau suporter. Hal itu dikatakannya dalam wawacara khusus dengan The Associated Press.

Tiga orang dinyatakan tewas dan delapan lainnya luka-luka akibat serangan bersenjata, Jumat lalu. Seluruh korban adalah ofisial dan pemain bola Togo, ketika bus yang ditumpangi masuk provinsi Cabinda diserang sekelompok orang bersenjata api. Fron Pembebasan Cabinda (FLEC) menyatakan bertanggung jawab atas serbuan itu.

"Cabinda adalah daerah perang, tidak ada kata gencatan senjata," kata Rodriques Mingas, pemimpin FLEC kepada The Associated Press melalui telepon.

Dalam serangan itu, Mingas mengatakan pasukan hanya membidik seorang berseragam militer yang mengawal bus tetapi, tambahnya, pasukannya melanjutkan serbuan kepada pihak keamanan yang ada di dalam stadion Cabinda tempat kejuaraan Piala Eropa digelar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Perang adalah perang," kata Mingas. Namun, pendukung, pemain, dan warga asing tidak akan dijadikan target serangan. "Tujuan kami bukan membunuh warga asing dan Togo yang tidak ada kaitannya dengan ini," katanya. "Kami sedang bertempur melawan pasukan Angola."

AP | CHOIRUL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Angola Tertarik Beli Pesawat dan Kereta Buatan Indonesia

13 April 2017

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wapres Republik Angola Manuel Domingos Vicente, di Istana Merdeka, Jakarta, 31 Oktober 2014. Pertemuan tersebut untuk menandatangani perjanjian kerja sama pembelian minyak dengan Wakil Presiden Angola. Tempo/Aditia Noviansyah
Angola Tertarik Beli Pesawat dan Kereta Buatan Indonesia

Angola menunjukkan minat untuk membeli pesawat dan kereta buatan Indonesia.


Kerusuhan Sepak Bola di Angola, 17 Penonton Tewas

11 Februari 2017

Emmanuel Eboue (kiri) dari Pantai Gading menyundul bola  saat dikawal 2 pemain Angola pada pertandingan sepakbola Piala Afrika di Malabo, Senin (30/1). REUTERS/Luc Gnago
Kerusuhan Sepak Bola di Angola, 17 Penonton Tewas

Bernardo menambahkan, pada insiden tersebut, sejumlah anak-anak turut tewas.


17 Aktivis Angola Ditangkap Saat Diskusi tentang Demokrasi

10 Maret 2016

Belasan aktivis dari 17 aktivis HAM Angola yang ditangkap dalam persidangan. Portalangop.co.ao
17 Aktivis Angola Ditangkap Saat Diskusi tentang Demokrasi

Mereka ditangkap dengan tuduhan merencanakan kudeta.


Pesawat Militer Angola Jatuh, 17 Orang Tewas

15 September 2011

Pesawat militer Angola yang jatuh dekat Bandar Udara Huambo (14/9). presstv.ir
Pesawat Militer Angola Jatuh, 17 Orang Tewas

Menurut pilot, pesawat laik terbang.


Luanda Jadi Kota Termahal di Dunia

18 Juli 2011

Luanda Jadi Kota Termahal di Dunia

Ibu kota Angola itu berhasil mengalahkan Tokyo, yang berada di peringkat kedua.


Luanda, Kota Termahal di Dunia

12 Juli 2011

Kota Luanda, Angola. AP/Schalk van Zuydam
Luanda, Kota Termahal di Dunia

Luanda mengalahkan Tokyo yang berada di posisi kedua dan N'Djamena, ibu kota Chadian, di posisi ketiga.


Pilot Angola Salah Mendaratkan Pesawat  

24 April 2009

Pilot Angola Salah Mendaratkan Pesawat  

Pilot yang membawa pesawat Boeing 737 ini mendarat di bandara Kota Lusaka. Padahal, pesawat itu seharusnya mendarat di Bandara Internasional Lusaka, dalam penerbangan reuler dari Harare ke Luanda.