Barcelona, juara bertahan Liga Champions memerlukan dua gol tanpa balas untuk memastikan tiket final. Namun, Blaugrana memerlukan kerja keras Gerrard Pique yang memecah kebuntuan dan membawa timnya menang 1-0 enam menit jela usai permainan. Hasil ini tapi tak berbuah manis bagi skuad Guardiola di mana Nerazzurri bisa lolos dengan merebut kemenangan agregat 3-2.
“Saya gembira dengan nilai kebanggaan yang dipunyai tim ini dan mendapat dukungan begitu banyak. Saya merasa sedih tidak bisa meloloskan tim ke Stadion Santiago Bernabeu (tempat laga final),” kata Guardiola.
“Kami telah berusaha sekeras mungkin dan saya bangga dengan pemain. Kami harus meminta maaf kepada fan. Saya ucapkan selamat kepada Inter,” jelas pelatih yang menurunkan tiga pemain pengganti dalam pertandingan ini.
Barcelona, menurut Guardiola telah memainkan strategi bermain lepas. Dengan bermain terbuka namun skuad Katalan tak mampu menembus rapatnya pertahanan skuad Jose Mourinho. “Kami juga berusaha mempenetrasi serangan dari umpan silang dan serangan balik. Namun kami gagal melancarkan tendangan bebas. Kami kurang kesinambungan. Ketika sebuah tim bertahan dengans embilan orang tidak gampang untuk menembusnya. Kami berusaha dari dalam maupun luar namun menyerang adalah hal sulit dan gol tercipta di menit akhir,” keluh Guardila.
Guardiola mengaku pemainnya kecewa dengan hasil ini. Namun ia meminta mereka untuk fokus di ajang Primera La Liga Spanyol setelah tersingkir di Liga Champions. “Inter bermain tidak terlalu bagus. Kami mempunyai pasukan juara dan ini adalah sebuah kesuksesan bisa lolos ke semi final. Kami akan mencoba lagi tahun depan. Kami harus bangkit dalam tiga hari untuk tampil di liga. Kami harus bangun,” harap Guardiola.
Motta diusir wasit Belgia Frank De Bleeckere setelah terlihat menampar muka Sergio pada menit ke-28. Namun, menurut Guardiola, Inter justru memadatkan pemainnya di lini pertahanan yang notabene membuat timnya sulit untuk menjebol gawang Julio Cesar.
“Mereka langsung bertahan. Diego Milito dan Samuel Eto'o bergerak ke posisi sayap. Mereka menjadi pemain bertahan. Setelah mendapat hadiah tendangan bebas kami tampil bagus namun kami harus bermain 15 pertandingan dalam tiga atau empat hari saat ini,” tegas Guardiola.
Guardiola menolak mengkritik taktik sepak bola negatif yang dijalankan Mourinho. Ia menegaskan pemenang bagaimanapun akan disebut pemenang meski bermain buruk. “Setiap tim, setiap pelatih memainkan apa yang merka inginkan. Saya tidak bisa menilai lawan. Pemenangnya adalah yang berhak. Kami ingin bermain bagus di Milan dan tidak bisa. Kami tidak pernah berhenti berharap. Kadang menyerang lebih sulit daripada bertahan,” jelasnya.
“Saya tidak kecewa dengan pemain dan tidak berpikir mereka adalah korban dari kesuksesan kami. Kami telah lolos ke semi final Liga Champions dan meraih 87 poin di liga, kami hanya kalah sekali,” terang pelatih 39 tahun itu.
Guardiola menambahkan timnya tahu bagaimana merespon ketika menang dan kalah. “Karena Barcelona lebih banyak kalah daripada menang. Kami telah memperlihatkan tampil berani ketika menang dan kalah,” sebutnya.
Laga final akan digelar di Bernabeu pada 22 Mei. Guardiola menolak menyebut siapa yang lebih dijagokannya antara Inter Milan atau Bayern Muenchen. “Saya sedang berlibur ketika itu terjadi,” tutupnya.
GOAL | BAGUS WIJANARKO