Maradona, bintang di PD 1986 dan salah satu pemain terbesar sejagat. Kehidupannya yang penuh warna dan kontroversial diyakini akan memantik perhatian dengan posisi barunya saat ini di Albiceleste.
Setelah membawa timnya terseok-seok pada babak kualifikasi, Maradona mengangkat performa timnya setelah meraih tiket putaran final pada laga akhir kualifikasi melawan Uruguay. Kemenangan impresif 1-0 dari Jerman pada laga perhsabatan, Maret lalu juga membuktikan bahwa para pengkritiknya harus menilai lagi prasangka tentang peluang kesuksesan Argentina, sedangkan tim membebankan performa pada pemain terbaik Eropa 2009 Lionel Messi.
Argentina akan menghadapi Yunani, Nigeria, dan Korea Selatan pada babak penyisihan. Kapten Javier Mascherano percaya timnya tidak perlu khawatir jika performanya belum nyetel dengan cepat. “Pada perjalanannya adalah tidak penting atas apa yang dikatakan para pengamat sepak bola. Namun yang menjadi isu adalah bagaimana bagus Anda bisa tampil ketika tampil di Piala Dunia,” tegas Mascherano, Senin (17/5).
Mascherano menilai Spanyol dan Brasil berpeluang besar meraih gelar di Afrika Selatan. Kedua tim itu, menurutnya berhasil menjuarai trofi dalam dua tahun terakhir. “Namun dari segi pengalaman mengatakan kepada saya bahwa Piala Dunia dimenangkan oleh tim yang permainannya meningkat sepanjang turnamen, bukannya yang tampil terbaik,” tegas gelandang Liverpool itu.
Maradona, menyetujui pandangan yang dilancarkan Mascherano. Ia optimistis Argentina bisa melenggang sejauh mungkin di Afsel. “Saya mengatakan kepada pemain bahwa berkorban selama 30 hari untuk merebut peluang mencium trofi Piala Dunia tidaklah berarti apa-apa dalam kehidupan seorang pria. Prestasi seperti itu seperti menyentuh langit. Saya tampil di Piala Dunia dan saya telah mencapai dua final. Saya tahu apa rasanya,” tegasnya.
Korea Selatan, semi finalis di kandang di PD 2002, mengatasi performanya yang buruk di awal di bawah komando pelatih huh Jung-Moo. Namun Kstaria Taeguk bisa lolos ke Afsel dengan menyisakan dua pertandingan untuk meraih final kedelapan, yang membuat mereka meraih rekor di Asia.
“Kami bersanding dengan Grup Kematian di kualifikasi Asia dan kami lolos. Kami percaya kami bisa melakukannya lagi di Afsel,” harap Huh.
Nigeria tampil loyo di PD 1998 ketika diperkuat pemain seperti Jay-Jay Okocha dan Sunday Oliseh. Namun kebangkitan Super Eagles-julukan Nigeria terbangun akhir-akhir ini lewat performa Joseph Yobo (Everton), John Obi Mikel (Chelsea), dan Obafemi martins (Wolfsburg).
Yunani berhasil menyingkirkan Ukraina dengan gol tunggal pada laga play off kualifikasi setelah finis di belakang Swis di zona kualifikasi Eropa Grup 2. Otto Rehagel, otak di belakang kesuksesan Yunani di Euro 2004 tetap bertahan dan kemungkinan akan memboyong pemain veterannya enam tahun lalu serta memanggil top skorer di kualifikasi Eropa, Theofanis Gekas (10 gol).
AP | BAGUS WIJANARKO