TEMPO Interaktif, Madrid: Jose Mourinho yang selama ini selalu mengundang tanda tanya, dengan senyum yang mengembang di mukanya namun tak mampu menitikkan air mata, terlihat akan segera meninggalkan Inter Milan setelah mengunci tempatnya sebagai manajer besar dengan meraih gelar kedua Liga Champions sepanjang kariernya.
Inter berhasil melengkapi tiga gelar dalam semusim setelah striker Argentina Diego Milito memborong dua gol ke gawang Bayern Muenchen dengan kemenangan 2-0 di Santiago Bernabeu. Di markas Real Madrid itulah kemungkinan Mourinho akan melanjutkan kariernya musim depan.
“Apakah saya harus mengganti tim, karier saya tidak akan berubah. Tahun depan kemungkinan saya akan menghadapi Inter. Jika saya pergi bermain di San Siro, saya akan bermain di rumah,” terang Mourinho yang menyampaikan sinyal masa depannya dalam jjumpa pers setelah sebelumnya memberi sinyal tentang masa depannya kepada stasiun televisi, Minggu (23/5).
“Saya adalah pelatih Inter Milan bukan Real Madrid. Saya bangga bisa menjadi pelatih Inter. Jika saya menjadi pelatih Madrid ini karena mereka menginginkan hal yang sama dari saya,” jelas pelatih 47 tahun itu.
Sukses, membawa Mourinho menjadi pelati h ketiga yang berhasil memenangkan gelar Liga Champions dengan dua klub berlainan. Pria kelahiran Setubal itu pertama kali meraihnya ketika menangani klub Portugal, Porto pada 2004. Ia mengaku belum mengadakan pembicaraan dengan pihak Madrid namun kemungkinan bisa melakukannya “setelah esok hari’.
Bagi Inter, tim ini dipaksa menunggu 45 tahun untuk meraih gelar Eropa setelah merebutnya pada 1964 dan 1965. Terakhir kali tim tampil di babak final pada 1972.
Dari segi prestasi pencapaian Mourinho memang brilian. Dalam dua tahun, dia berhasil mencetak Inter menjadi sebuah tim yang sangat sulit dikalahkan. Pertahanan gerendel yang rapat dan serangan balik yang mematikan menjadi senjata utama pasukan Massimo Moratti.
Hubungan Mou dengan tim terlihat akan bercerai akhir-akhir ini. Namun ia bisa meninggalkan tim dengan senyum lebar meski banyak mendapat kritikan dan sanksi tak bisa berdiri di garis pinggir lapangan akibat pernyataan maupun kelakuan kontroversialnya.
Mourinho merangkul Moratti setelah timnya mengangkat trofi Liga Champions yang ditemani pesta kembang api dan kilatan lampu kamera. “Itu adalah rangkulan yang tidak bisa saya tidak lakukan. Lebih dari kata. Itu adalah perkawinan menakjubkan antara kami. Moratti mengingnkan saya dua tahun lalu ketika saya masih di Chelsea. Ia berusaha lagi dan saya bergabung dan ia mungkin merasa saya bisa mewujudkan mimpinya,” ungkap Mou mengomentari hubungannya dengan Moratti.
Bahkan pemainnya seperti Javier Zanetti mengaku bahwa Mou telah memberitahu mereka akan segera meninggalkan tim. Pernyataan sama disampaikan Wesley Sneijder yang ‘memberi” jalan bagi pelatihnya untuk pergi. “Kami akan kehilangan seorang aristek di tim,” bangganya.
Sukses bersama Inter tak membuat Mourinho puas. Ia ingin terus meraih kesuksesan dalam meraih gelar Liga Champions jika musim depan jadi bergabung dengan Madrid. “Beberapa pelatih mempunyai hak istimewa memenangkan gelar ini. Ini bahkan sebuah hak istimewa yang besar ketika saya berhasil memenangkannya dua kali. Saya bisa memenangkannya untuk ketiga kalinya, keempar, kelima namun saya pikir perasaannya akan berbeda,” katanya.
“Perasaannya adalah kegembiraan dan kebahagiaan dan air mata jika saya meninggalkan Inter”.
Mourinho bergabung dengan pelatih Austria Ernst happel dan pelatih Jerman Ottmar Hitzfled yang mampu melatih lebih dari satu tim untuk meloloskan klub ke final Eropa. “Saya akan melakukannya suatu hari nanti (kembali meraih gelar Liga Champions). Namun saya akan melakukannya lantaran Inter tidak memenangkannya dalam waktu yang lama,” harap Mou sebelum membawa Inter mengoleksi gelar ketiga Eropa.
REUTERS | AP | BAGUS WIJANARKO