Sebelumnya, pelatnas sepak bola dinyatakan akan berlangsung dalam jangka panjang mulai 14 Agustus nanti dan pemain tim nasional tidak boleh ikut berkompetisi. Namun munculnya resistensi atas rencana pelatnas jangka panjang itu membuat BTN mencari jalan keluar lain untuk membangun tim nasional Indonesia.
"Saat ini memang belum ada tim nasional yang dibentuk, karena masih fokus pada proses pemantauan para pemain oleh tim kami. Tapi akan kami pertimbangkan untuk melakukan pelatnas dengan sistem on-off, jadi pemain bisa saja nanti tampil di klubnya dalam kompetisi," kata Ketua BTN Iman Arif dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Rabu (26/5).
Dalam pertemuan itu hadir pula pelatih tim nasional, Alfred Riedl yang didampingi oleh asistennya, Wolfgang Pikal dan Widodo C. Putro. Selain itu ada pula pelatih kiper Eddy Harto dan fisioterapis tim nasional, Mathias Ibo.
Menurut Iman, kepastian mengenai format pelatnas masih menunggu hasil pemantauan dan komposisi akhir susunan pemain tim nasional yang akan dibuat oleh Riedl. "Mungkin sekitar bulan Juli sudah ada susunan pemain dan bisa ditentukan format pelatnasnya," kata Iman.
Format pelatnas jangka panjang dinilai pilihan yang cukup baik mengingat pembinaan pemain usia muda di Indonesia tidak berjalan dengan baik. Kompetisi bagi pemain usia muda pun sangat terbatas sehingga sulit untuk mencari bibit baru untuk tim nasional. "Sebenarnya kalau pembinaan usia muda berjalan, tidak perlu ada pelatnas jangka panjang, karena itu terkait dengan kualitas pemain," katanya.
Iman juga mengakui larangan bagi pemain tim nasional untuk tampil di klub akan menurunkan daya tarik kompetisi tersebut. "Selama ini pemain tim nasional menjadi bintang kompetisi jadi kami pertimbangkan lagi untuk pelatnas dengan sistem terbuka. Lagi pula pihak sponsor pun menyukai jika ada pemain bintang yang membuat kompetisi jadi menarik," katanya.
Sementara itu, Riedl mengatakan tim nasional sebagian besar akan diisi oleh pemain-pemain muda karena targetnya cukup panjang yaitu Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara pada Oktober 2010 dan SEA Games di akhir tahun 2011. "Sekitar 25 persen anggota tim nasional nanti adalah pemain yang lahir pada 1988, sisanya kita seleksi lagi. Mengenai para pemain senior saat ini, kita lihat saja apakah mereka masih cukup bagus atau tidak," katanya.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA