TEMPO Interaktif, Bekasi - Persipasi Kota Bekasi berharap kompetisi Indonesia Super Leage (ISL) musim depan dibagi dua wilayah, sehingga klub yang bermarkas di sebelah utara Kali Malang itu mendapat satu tiket promosi.
Manajemen Persipasi telah gencar berbenah untuk bisa tampil pada kompetisi tertinggi nasional, mulai merenovasi stadion senilai Rp 500 milliar, sampai menyiapkan dana besar untuk belanja pemain bintang.
Ketua Umum Persipasi yang juga Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad mengaku mendapat bocoran dari pengurus PSSI bahwa ISL kemungkinan dibagi dua wilayah Barat dan Timur.
Jika format kompetisi dua wilayah terealisasi, Persipasi yang musim lalu tampil di babak delapan besar Divisi Utama, berhak melengkapi quota peserta ISL.
"Semoga jadi dua wilayah, sehingga Persipasi bisa bermain di ISL," kata Mochtar, kepada wartawan, Rabu (9/6). Mochtar mengaku tidak merasa kesulitan dalam masalah pembiayaan, meski butuh dana operasional tinggi untuk tampil di ISL.
Di Bekasi, kata Mochtar, potensi mendapatkan sponsor terbuka lebar, karena industri ada sekitar 800 perusahaan besar yang bisa diajak bekerjasama membiayai Persipasi.Materi pemain akan direformasi. Salah satu ambisi pengurus Persipasi adalah mengontrak Aldo Bareto, topscorer ISL yang memborong 19 gol untuk Bontang FC.
Pemain muda potensial asli Bekasi yang membela beberapa klub peserta ISL akan ditarik 'pulang kampung'. Materi lama yang memiliki kualitas bagus, seperti gelandang jangkar asal Liberia Stefen Mennoh diperpanjang.
Mennoh kini berlibur ke negaranya, tetapi Mochtar mengaku telah memberi uang panjar untuk perpanjangan kontrak pemain tersebut sebesar Rp 20 juta. "Mennoh akan kembali dan bermain di sini," katanya.
Harapan serupa disampaikan Manajer Persipasi Tjandra Utama Effendi. "Kalau dua wilayah, Persipasi masuk ISL," kata Tjandra. Sekretaris daerah Kota Bekasi itu cukup yakin, sebab Persipasi telah membuktikan punya kualitas tim baik dengan menyabet gelar fair play Divisi Utama.
Gelar tersebut diperoleh karena pemain Persipasi jarang melakukan protes terhadap keputusan wasit, dan selama pertandingan tidak pernah terjadi insiden kekerasan oleh suporter maupun oleh pemain di dalam stadion. "Gelar tersebut merupakan langkah awal untuk berpretasi lebih tinggi," katanya.
Hamluddin