Dukungan Bin Hammam, juga anggota Komite Eksekutif FIFA, merupakan upaya menghadirkan kejuaraan sepak bola terbesar di dunia untuk pertama kalinya digelar di Timur Tengah.
Jika boleh berharap, Piala Dunia 2018 di Eropa, selanjutnya Qatar akan bersaing dengan Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat untuk menjadi tuan rumah 2022.
"Saya punya satu suara dan kalau boleh berkata jujur, saya akan memilih Qatar, namun jika Qatar tidak mencalonkan, pilihan saya jatuhkan ke negara Asia," kata Bin Hammam kepada wartawan, Selasa, dalam sebuah acara forum sepak bola Asia di Singapura.
Qatar akan menjadi negara Asia kedua setelah Korea Selatan dan Jepang sebagai tuan rumah bersama Piala Dunia 2002. Pengumuman pemenang tuan rumah Piala Dunia 2018 akan diumumkan oleh FIFA di Zurich, 2 Desember, meskipun sebelumnya Bin Hamman tidak setuju.
"Saya menentang keputusan, dua kejuaraan Piala Dunia diputuskan ditawarakan di ruang yang sama dan hari yang sama, namun hampir semua kolega saya mengambil opsi tersebut sehingga saya harus menghormatinya karena mereka lebih berpengalaman daripada saya."
Ketidaksetujuan tersebut diakui telah disampaikan kepada Presiden FIFA Sepp Blatter, yang kemungkinan posisinya akan digantikan oleh Bin Hammam.
"Bahkan dengan saudara sendiri, saya memiliki alasan. Dalam situasi seperti ini, Blatter tak berbeda dengan dirinya."
Bin Hammam, bagaimanapun juga merupakan pendukung Blatter ketika dia memutuskan bahwa Piala Dunia diputuskan untuk pertama kalinya di Afrika Selatan tahun ini dan berjalan dengan sukses.
"Dia ngotot agar Piala Dunia diadakan di Afrika, kendati hampir semua di antara kami meragukan situasi Afrika."
REUTERS | CHOIRUL