Koordinator aksi Mujianto mengatakan, inkonsistensi sikap PSSI telah melukai persepakbolaan Indonesia. "PSSI itu organisasi macam apa. Keputusannya koq dianulir sendiri. Organisasi seperti paguyuban tukang becak mungkin lebih baik dibanding PSSI,” kata Mujianto.
Cap jempol darah dilakukan para suporter pada kain spanduk berukuran 2 x 10 meter. Para Bonek membagikan selebaran kepada pengguna jalan untuk meminta dukungan.
Dalam aksinya, Bonek juga menyuarakan lima poin desakan, yakni menolak keputusan Komisi Banding, dan mendesak Presebaya menolak laga ulang melawan Persik. Bonek juga mendukung apapun langkah Persebaya dalam penegakan hukum dan aturan yang berlaku demi kemajuan persepakbolaan Indonesia.
Bonek mengajak seluruh suporter menyatukan sikap demi kemajuan Persebaya. Bonek juga akan tetap mendukung Persebaya jika melawan sikap inkonsistensi PSSI. "Meski Persebaya terdegradasi akibat langkah ini, kami tetap setia mendampingi," ucap Mujianto dengan nada tegas.
Menurut Mujianto, seharusnya bukan Persebaya yang diharuskan melakukan laga ulang melawan Persik. Justeru Persiklah yang terkena sanksi. Selain mengurangi poinnya, PT Liga Indonesia juga harus melarang Persik terjun dalam tiga pertandingan.
Perwakilan Bonek dari berbagai daerah hadir dalam aksi tersebut. "Yang tidak bisa hadir di sini, melakukan aksi di tempatnya masing-masing," kata Koordinator Bonek Wilayah Gresik Ivan Bogres.
Komisi Disiplin PSSI, dalam keputusannya tertanggal 7 Mei 2010, menghukum Persik dengan kekalahan WO 3 - 0 atas Persebaya serta denda Rp 25 juta. Sebab Persik tidak mampu menggelar pertandingan sesuai jadwal, yakni tanggal 29 April 2010 di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta.
Namun, keputusan Komisi Disiplin itu dianulir oleh keputusan Komisi Banding PSSI setelah menerima permohonan banding Persik. Atas dasar keputusan Komisi Banding itulah, PT Liga Indonesia mengharuskan Persebaya melakukan tanding ulang melawan Persik dalam Indonesia Super League.
Manajemen Persebaya telah mengirim surat pengaduan kepada Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). ROHMAN TAUFIQ.