TEMPO Interaktif, Pyongyang: Kim Jong-Hyun, pelatih Korea Utara temasuk bernasib baik. Tidak seperti beberapa pelatih lainnya yang kehilangan jabatannya setelah gagal membawa timnya bersuara lantang di Piala Dunia 2010, pelatih 53 tahun itu hanya mendapat ‘hukuman’ kerjanya tidak dibayar dan menjadi pekerja konstruksi. Namun kabar yang bocor dari Pyongyang menyebutkan bahwa Kim sedang khawatir kemungkinan nyawanya sedang terancam.
Menurut laporan yang tidak bisa dikonfirmasi, seluruh skuad Chollima, yang mengalami tiga kekalahan di Afrika Selatan, telah menjadi objek cercaan di di depan publik. Para pemain dipaksa dikuliahi di depan umum selama enam jam akibat kegagalannya dan ‘pengkhianatan’ Kim Jong-Hyun, anak dan pemimpin Korut, Kim Jong-il.
Menurut seorang pebisnis asal Cina, mereka menjadi korban kritik ideologi keras Korut. Di bawah paksaan, setiap pemain menyalahkan kegagalan tim pada Hyun yang dikabarkan telah diusir dari Partai Pekerja yang dibuat pemerintah.
Ketika Korut memastikan sukses meraih tiket putaran final Piala Dunia 2010, Partai Pekerja sengaja menggelar perayaan di seantero negeri sebagai pengakuan atas prestasi Hyun. Namun sejak tim tersingkir para ahli berpspekulasi bahwa para pemain akan mendapat hukuman setimpal.
Korut kembali tampil di Piala Dunia 2010 setelah pertama kali bermain pada Piala Dunia 1966. Hyun membawa timnya kalah 2-1 dari Brasil, kalah 3-0 dari Pantai Gading dan terakhir dipermalukan Portugal 7-0 pada laga terakhir penyisihan grup yang membuat tim tersingkir. Kekalahan dari Seleccao dipandang memalukan lantaran pertandingan itu langsung ditayangakan di televisi pemerintah, pertama kalinya pertandingan sepak bola di luar Korut disiarkan langsung di negeri komunis tersebut.
AGENCIES | bagus wijanarko