“Alhamdulillah, kami bisa mengontrak kedua pemain andalan itu tadi sore. Bergabungnya mereka sesuai dengan keinginan Aremania (suporter Arema) dan kini kami menatap ke depan,” kata Ketua Yayasan Arema Indonesia Muhammad Nur, Sabtu (7/8).
Menurut Nur, Along dan Ridhuan berjanji meningkatkan performa dan kinerja mereka. Khusus Along, Nur meminta penyerang berdarah Bawean itu memperbaiki sikap dan perilakunya. Along gampang naik darah saat bertanding sehingga sering merugikan tim Singo Edan.
Peringatan khusus dari Nur itu sangat wajar jika mengacu pada jumlah kartu kuning dan kartu merah yang pernah diterima Along dari wasit. Ada enam kartu kuning dan satu kartu merah yang diterima Along pada putaran pertama Liga Super.
Akibatnya, Along dua kali absen gara-gara akumulasi kartu kuning dan satu kartu merah. Kartu merah ia terima saat Arema dikalahkan tuan rumah Persela Lamongan 0-1 pada Rabu, 12 Desember 2009.
Sebagai pengingat, putaran pertama Liga Super berakhir pada Rabu, 27 Januari 2010. Arema jadi juara putaran pertama setelah mengalahkan tim tamu PSM Makassar dengan skor telak 3-0.
Usai putaran pertama, Along berjanji untuk lebih bersabar di lapangan. Namun janji tinggal janji. Pada Selasa, 4 Mei lalu, Along kembali berulah dengan meremas kemaluan penyerang Persela, FX Yanuar. Secara refleks Yanuar menyikut bibir Along hingga berdarah. Alhasil, kedua pemain berkelahi dan wasit Oki Dwi Putra (Bandung) mengganjar kedua pemain dengan kartu merah dan harus keluar dari lapangan.
Kartu merah juga diterima Alam Shah dalam partai final Piala Indonesia yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Jumat (2/8). Alam Shah diusir keluar lapangan oleh wasit Jimmy Napitupulu pada menit ke-20 karena mengangkat kaki terlalu tinggi sehingga mengenai bagian wajah bek Sriwijaya FC, Preciouse Emeujeraya.
Keluarnya Along dianggap menjadi salah satu penyebab kekalahan Arema 1-2 dari Sriwijaya sehingga harus puas menjadi juara kedua (runner-up) Piala Indonesia.
Kejadian di Solo itu mirip dengan kejadian di Singapura pada 2007. Gara-gara terlalu temparemental, penyerang tim nasional Singapura itu sempat diskors setahun oleh federasi sepak bola negaranya. Hukuman skor diterima Along karena berbuat kasar dalam pertandingan dengan menendang kepala pemain tim Singapore Armed Forces FC, Daniel Bennet, hingga cidera dan dilarikan ke rumah sakit.
“Kami menyadari kelemahan dia. Tapi dia sudah berkomitmen mengubah diri menjadi lebih baik dan memberikan prestasi lebih baik pula. Sekarang kami menatap ke depan dan tak perlu terlalu sering melihat ke belakang,” kata Nur,
Nur mengakui Arema sangat membutuhkan pemain berkualitas sekaliber Along, Ridhuan, dan Njanka. Along memang sangat temparemental, tapi ia punya kemampuan dan gaya permainan yang sangat baik dan enak dipandang. Kontribusinya pun cukup besar. Along telah mencetak 14 gol buat Arema Sepanjang Liga Super 2009/2010. Ia juga bukan tipe pemain egoistis yang pelit berbagi umpan dengan pemain lainnya.
Along dan Ridhuan sebenarnya sempat bernegoisasi dengan Sriwijaya. Namun, tiba-tiba pada Jumat (6/8) keduanya membatalkan niat bergabung dengan Laskar Wong Kito dengan alasan yang terkesan “sepele”, yakni tidak cocok dengan suasana Kota Palembang, Ibu Kota Sumatera Selatan.
Padahal, Kamis (5/8) malam, keduanya sudah dijamu manajemen Sriwijaya untuk membicarakan rencana penandatanganan kontrak. Menurut Manajer Sriwijaya Hendri Zainuddin, Along dan Ridhuan sebenarnya menolak bergabung karena Pierre Njanka tetap bertahan di Arema. Ketiga pemain ini memang satu paket untuk direkrut.
Namun, Hendri juga bersyukur bisa memenuhi keinginan suporter Sriwijaya yang menolak Along karena karakter temparamentalnya. ABDI PURNOMO